Halaman

Sabtu, 03 Mei 2008

POLYGAMI ??

Aku sering merasa gerah dengan candaan laki-laki (biasanya yang merasa mulai mapan secara finansial) tentang polygami. Sebenarnya memang terserah aja masing-masing, mau menjalani atau tidak, urusan dan tanggung jawab mereka sendiri. Pahala atau dosa kan mereka yang tanggung. Tapi jika mereka bicara di depan mata, apalagi pernah ada yang melontarkan candaan itu ke suamiku? Waaah....panas juga rasanya hatiku, meski suamiku bukan penganut polygami.

Hm.....seringkali mereka akan mengatakan ini sunah, sesuai ayat Al Qur'an, jalan tol ke syurga, dll dalil yang memang terdengar Islam. Tapi aku kok sanksi ya? Beneran, secara obyekyif, aku merasa ini hanya salah pemahaman atau interpretasi personal atas ayat atau hadist. Dan.....hei....jangan-jangan "disesuaikan" keinginan hati masing-masing, so....nggak fair, alias "ada udang di balik bakwan". Ha ha ha .... Lho, berani-beraninya kamu Dew!!!

Sorry.....sorry.......jangan pada sewot dulu ya.
Ini sekedar analisa logis dari seorang Dewi, yang memang belum begitu faham tentang ayat Al Qur'an dan hadist. Tapi, segala kebaikan itu semestinya akan membuat siapapun, dengan hati nurani tentu saja, merasa nyaman. Kalau hati nurani tidak merasa nyaman, jangan-jangan ada yang salah.

Memang sih ada surat Al Qur'an yang mengatakan membolehkan menikahi sampai 4 perempuan, namun jika tidak bisa berlaku adil, maka nikahilah satu saja. Dan memang Nabi Muhammad mempunyai istri tidak hanya satu tetapi ada empat, namun ingat, sebelum ayat itu turun, istri beliau 9!!!.

Yang aku lihat adalah, pada jaman dulu, di manapun (bukan hanya di Arab) perempuan memang sepertinya hanya obyek. Mempunyai istri banyak menunjukkan "kelas" tersendiri. Biasanya yang istrinya banyak itu Raja, Pemimpin klan, ketua bandit, dll. Pokoknya orang yang cukup berkuasa atau kaya. Jadi, mempunyai istri lebih dari 1BUKAN ajaran Islam, tetapi justru warisan jaman jahiliyah. Nah, bahkan Nabi Muhammad pun punya istri 9 sebelum surat Annisa itu turun. (tolong dikoreksi jika aku salah). Jadi BUKAN sebelum ayat itu turun istrinya 1, lalu karena turunnya ayat itu maka beliau menambah menjadi 4. SAMA SEKALI BUKAN. Sorry, itu fakta!!

Menurut analisaku (walaaah sok amat, Dew??) Allah itu begitu santun, mengingat keadaan saat itu rata-rata beristri banyak, sehingga agar tidak terlalu keras, maka diijinkan sampai 4 (jika bisa adil). Lha Allah juga kasihan dengan yang sudah terlanjur beristri banyak kan?? Mau dikemanakan istri-istri ini? Pasti akan jadi masalah sosial besar-besaran kan kalau langsung harus 1 saja?? Nah, justru karena ayat itu, Nabi Muhammad menceraikan sebagian istrinya dengan di undi, dan disisakan 4 saja. So, Nabi mempunyai istri 4 bukan karena ayat itu, tetapi karena warisan jaman jahiliyah. Nabi BUKAN menikah lagi karena ayat itu, tetapi justru MENGURANGI istri karena ayat itu.

Ada lagi, jika polygami itu sunah, kenapa Ali RA tidak diijinkan untuk menikah lagi (memadu Fatimah) alias berpolygami? Hadistnya sahih lho. He he he tapi nggak populer ya?? Tahu deh, kenapa nggak ada yang mempopulerkan hadist ini. Sorry, untuk yang ini nggak berani analisa apa-apa. Ha ha ha.....cemen amat, Dew! Ngeper nih ye?? Takut ya?? He he he....nggak sih, males aja membicarakan sesuatu yang sudah PASTI akan ditanggapi sesuai "selera".

Yang pasti, masa iya, Nabi "meragukan" kekuatan hati Fatimah untuk sekedar menerima perempuan lain sebagai istri Ali jika memang polygami ini sunah, baik, malah pernah dengar ada yang bilang "Jika perempuan ikhlas menerima suaminya polygami akan masuk syurga seperti lewat jalan Tol." Lhaa....mana mungkin Nabi menghalangi putri tercintanya masuk syurga lewat Tol?? Atau setidaknya menjadi contoh polygami kalau memang itu sunah dan bagus, atau dianjurkan?? Juga apa iya Ali gitu loh, masih diragukan mengenai berlaku adil, dibanding orang-orang sekarang yang dengan sombongnya melakukan polygami? Masa iya ada laki-laki sekarang yang merasa bisa lebih adil dari Ali, sahabat sekaligus menantu Rasul? Siapa yang lebih nyunah selain Fatimah dan sahabat??

Ha ha ha.......sudahlah, mau polygami ya nggak usah bawa-bawa ayat atau sunah. Mau karena lingkungan sosial yang terkesan menganggap polygami itu "hebat" karena berarti "dianggap" sudah mampu, sudah faham Islam, bahkan kalau karena nafsu juga nggak papa kok. Urusan masing-masing!! Lagian, yang melakukan, menanggung akibatnya, bertanggung jawab nanti, kan masing-masing. Nggak perlu juga ngajak-ngajak orang lain, apalagi mempengaruhi seolah yang berpolygami itu lebih baik keIslamannya dari yang tidak. Apalagi mengatakan orang yang kontra sebagai orang yang belum siap atau belum ngerti? Naaaa.....jadi sombong kan, merasa sudah lebih siap, sudah lebih ngerti, sudah lebih bisa bersikap adil, dll.

Malah kalau melihat dari runtutan kisah tersebut, sejarah tersebut, aku menyimpulkan;
"Islam TIDAK menyuruh laki-laki berpolygami! Yang ada JUSTRU Islam mengaturnya, karena polygami ada sejak jaman dulu kala sebelum Islam atau ayat tentang polygami turun. Maka, bagi yang melakukan polygami sebelum dia "bersentuhan" dengan Islam, maka setelah memahami Islam, diminta untuk membatasi (baca: mengurangi) istrinya maksimal tinggal 4 saja (contohnya Nabi Muhammad saw sebelum ayat itu turun istrinya 9 dan "mengurangi"nya setelah ayat itu turun). Namun bagi yang sudah memahami Islam saat belum lagi berpolygami, hendaknya jangan berpolygami (seperti dicontohkan oleh Nabi saat melarang Ali)." Hm......jangan pada sewot ya, yang pro polygami. Kita sama-sama belajar mengerti perasaan orang lain, terlebih istri yang sudah setia mendampingi dalam duka dan (jangan-jangan cuma sedikiiiiiit) suka.

So, better, nggak usah ngomongin polygami. Yang PASTI, polygami ada sejak jaman dulu kala, jaman jahiliyah. Polygami ada BUKAN KARENA ISLAM. Islam justru mebatasi praktek polygami yang sudah ada jauh sebelum Islam. Sorry, setuju atau tidak, itu FAKTA.

Tidak ada komentar: