Halaman

Selasa, 25 September 2007

Ma, Pa, aku jadi HURU HARA !!

Anak pertamaku baru pindah sekolah dari SD negeri ke SDIT. Saat itu dia masuk kelas 4. Papanya pulang kantor, dia begitu antusias mau bercerita sesuatu. Rupanya dia pendam cerita itu karena ingin menceritakannya di depan kami berdua papa mamanya.

“Pa, Ma, aku hebat lho, dipilih jadi HURU HARA.”
???????!!!!!!!!!

Kami berdua tentu saja bengong. Tapi tidak ingin mengecilkan hatinya yang begitu semangat, kami bertanya;
“Trus apa tugasnya, pujaan hati mama papa?”

“Lho, memang Mama Papa nggak tahu ya?” Dia selalu menganggap kami serba tahu. He he namanya juga orangtuanya tempat dia bertanya dan belajar, kesannya memang serba tahu. Padahal Cuma tahu duluan.
“Aku tuh tugasnya ngumpulin uang iuran, nyatat uang masuk sama yang dipakai.”

“Oooo, itu namanya BENDAHARA cintaku.” Langsung kami berdua memeluk pria kecil putih dempal pinter yang masih tetep lucu itu, memberi selamat dan mengajarkannya membuat buku kas dan cara menyimpan uang amanah itu.

Kini pujaan hati kami itu sudah besar, anak pinter, kakak yang baik dan tanggung jawab, aktif di organisasi sekolah, tapi bukan jadi HURU HARA lagi!!!!!! I love you, my lovely son.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

He...he...he.... menghargai antuisiasme anak-anak lebih penting dari membetulkan istilah yang juga mungkin "baru" bagi mereka....