Halaman

Rabu, 26 September 2007

KENAPA TANGAN DITANYA???

Kejadian ini saat anak keduaku.Farras, kelas 2 SD. Dia di sekolah Islam Terpadu bersama kakaknya yang sudah kelas 5. Karena sekolah Islam, tentu saja muatan Islamnya ditambahkan ke materi umum dan jam sekolahpun agak panjang.
It’s Ok, karena anak-anakku juga biasa kegiatan seharian sebelum umur sekolah. Karena keterlibatan mereka dalam kegiatanku merawat dan mengurus mereka (belajar dengan mamanya seharian sebenarnya).

Suatu malam saat papanya sudah pulang dari kantor, Farras bertanya pada papanya.
“Pa, kenapa sih nanti di hari kiamat kita ditanya sama Allah perbuatan kita waktu di dunia. Tangan ditanya, kaki ditanya, mulut ditanya, semua ditanya. Kata bu guru tadi di sekolah nanti semua akan ditanya.” Tapi kenapa??

“Ya kan Allah mau mengetahui apa yang dilakukan dari masing-masing anggota tubuh kita saat di dunia. Jujur tidak mereka“

“Tapi kan Pa, Allah sudah tahu kalau mereka pasti jujur. Kan Allah maha tahu. Lagian, emangnya Allah nggak lihat apa waktu kita hidup di dunia ngapain, pake nanya-nanya segala. Langsung aja dimasukin neraka atau surga. Nggak usah repot-repot tanya”

Rupanya berlianku yang cerdas ini tidak puas dengan jawaban papanya, yang mungkin karena capek, menjawab kurang jelas sesuai bahasa anak umur 7 tahun. Dia lupa kalau anaknya cerdas dan kritis. Dengan agak sewot, Farras mendekati aku dan kembali minta penjelasan tentang masalah tersebut. Dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan jawaban yang memuaskannya.

“Mas Farras pinterku, Mas Farras seminggu yang lalu gangguin adek kan! Jadi hari ini Mas Farras tidak boleh main komputer ya." (kebetulan hari itu adalah jadwal dia boleh main komputer)

“Lho, nggak bisa gitu dong Ma. Tidak adil itu namanya. Mas Farras nggak ganggu adek kok, Mama seenaknya hukum Mas Farras.” Marah dia mendengar larangan saya itu.

“Nah, bagaimana seandainya mata, tangan, kaki mas Farras yang ngomong sama mama apa yang mereka lakukan minggu lalu? Mas Farras bisa mengelak tidak cintaku?"

"Makanya Allah bertanya pada tangan, kaki, dsb karena kita suka lupa apa yang pernah kita lakukan. Kalau semua anggota tubuh kita yang ditanya dan menjawab, maka kita tidak bisa mengelak lagi, kan yang bilang badan kita sendiri. Jadi, saksinya adalah kita sendiri, bukan orang lain seperti pengadilan yang dilakukan manusia di dunia."

“Oooo, iya ya Ma. Mungkin maksud Allah begitu. Nah, gitu dong jawabnya Papa !!!

???????????????

2 komentar:

ahmad muzaini mengatakan...

Ini contoh yang baik tentang teknik komunikasi dengan anak. Mungkin papanya Farras lagi capek, habis pulang kerja. Jadi, jawabnya tidak bisa memuaskan. Tapi, memang seharusnya kita berusaha memahami pola pikir anak. Bicara dengan frame berpikir mereka.

Unknown mengatakan...

Cerita bagus.... tidak semua orang tua dapat bijak menjawab pertanyaan anak. Ibu yang sebenar-benarnya ibulah yang bisa menjawab seperti ini. Diperlukan pengetahuan lebih tinggi dan bijak dari professor dengan kemampuan menyampaikan dalam bahasa dan dunia anak untuk melakukan hal ini....