KOMPAS.com - Bosan berulangkali mengingatkan si dia bahwa handuk basah harus dijemur dengan benar agar tak jamuran? Atau jangan merokok di mobil, atau mencuci piring dan gelas usai digunakan? Tetapi entah mengapa, upaya memberitahunya hanya sukses berlangsung beberapa kali saja. Setelah itu? Kembali lagi.
1. Meninggalkan Handuk Basah
Bagi pria, meninggalkan handuk basah sembarangan bukan hal yang perlu dipusingkan, karena ada hal lain yang perlu dipikirkan, seperti menyiapkan keperluan kantor. Bila merasa terganggu, bicarakanlah segera, jangan mencoba menolerir. Tetap ingatkan jika kejadiannya berulang. Utarakan dengan pilihan kata yang baik dan alasan masuk akal. Misal, kasur akan lembap, atau jika tak digantung, handuk akan berjamur.
Mengutarakan kepada seseorang bahwa tindakan yang ia lakukan adalah hal yang mengganggu sesegera mungkin lebih efektif dalam menarik perhatiannya ketimbang diomeli setiap hari. Bisa jadi kebiasaannya itu dilakukan di luar kesadaran. Persiapkan diri untuk mendengar alasannya juga, ya. Karena kebih mudah menerima masukan jika Anda merasa didengar dan diakui ketimbang diabaikan.
2. Merokok Sembarangan
Merokok di ruangan sempit, seperti mobil, ruang tengah, atau kamar mandi yang digunakan bersama, tentu akan mengganggu orang lain. Mengkritik sesuatu yang sifatnya adiksi tak akan mudah diterima oleh si dia. Coba cari cara lain untuk mengkritiknya dengan cara lebih nyaman.
Utarakan sambil ngobrol ringan di atas tempat tidur atau saat minum kopi bersama sore hari. Misal, minta ia menebak kata yang Anda tulis dengan jari pada punggungnya. Tulisan kata rokok pasti akan membuatnya bertanya-tanya, mengapa kata itu yang Anda tulis, di situ Anda bisa jelaskan mengenai keberatan Anda. Jangan lupa beri dukungan untuknya agar berubah dengan menyediakan asbak di ruang-ruang yang ia diperbolehkan untuk merokok.
3. Mencuci Piring/Gelas
Si dia tak pernah mencuci piring atau gelas seusai makan? Cobalah lebih terbuka memahaminya. Bisa jadi ia melakukannya karena kebiasaannya dari masa kecil. Atau, memang ia tak punya alasan untuk melakukannya segera, namun mudah melupakan seketika.
Ajaklah ia melakukan pekerjaan dapur yang melelahkan itu. Ciptakan suasana menyenangkan saat bersama-sama membersihkan piring dan gelas kotor di dapur. Jangan bosan untuk mengulang ritual ini hingga ia terbiasa mencuci piring kotornya sendiri setelah makan.
4. Lupa Mematikan Televisi
Coba dampingi suami yang menonton televisi sekali-dua kali. Cari tahu mengapa ia suka menghabiskan waktu sebelum tidur di depan televisi atau acara apa yang membuatnya betah berlama-lama menonton televisi.
Tawarkan untuk menggunakan program auto shut down atau sleep di jam-jam ia biasanya sudah tertidur. Sekali-dua kali ia lakukan, jangan langsung menyalahkan. Kadangkala, untuk mengubah kebiasaan, tak bisa langsung berubah instan. Anda perlu tetap mengingatkannya.
5. Mencuci Mobil
Giliran Anda menggunakan mobil selalu dalam keadaan kotor dan dekil. Anda pun harus membersihkannya secara sukarela. Bukan hanya sekali dua kali pula. Anda memang harus memberi kritik terhadap hal-hal sepele yang ia lakukan tetapi tampaknya sering ia lupakan.
Namun tetap gunakan cara cerdas dalam mengkritik si dia Coba beri kritik yang konstruktif, misal, mengajaknya ke tempat pencucian mobil setiap kali ia baru pulang dari luar kota atau setelah terkena cipratan genangan air hujan.
6. Belanja Sembunyi-sembunyi
Diam-diam ia membeli seperangkat home theatre baru. Tiba-tiba barang tersebut sudah tiba di rumah dan tak mungkin Anda tolak. Kaget, bingung, kesal? Sudah pasti. Jangan berpikir negatif dulu. Anda perlu sedikit mengubah fokus.
Coba tanya apa alasannya membeli barang-barang tersebut. Apakah untuk kesenangan diri atau memang maksudnya untuk keluarga yang memang sudah lama tak terpuaskan.
7. Mengacak-acak Lemari
Rasanya capek juga membereskan isi lemari yang selalu berantakan setiap pagi ia memilih pakaian. Bila terasa mengganggu, coba organisir kembali lemari pakaiannya. Coba pisahkan bagian baju si dia secara fungsional. Misal, celana kantor, pakaian kasual, pakaian tematik, dan sebagainya. Pertimbangkan pula untuk memberinya ruang untuk menggantung pakaiannya agar bila ia mengaduk isi lemari tak terlalu berantakan. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengannya, diskusikan ide-ide yang akan Anda lakukan dengan lemari pakaian Anda bersama sehingga ia mengerti permasalahan Anda juga.
(Laili Damayanti/Tabloid Nova)
Editor: NF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar