Halaman

Kamis, 20 Mei 2010

UN, CARAKU MEMANDANGMU..........

Ujian Nasional (UN) SMA & SMP berlalu sudah. Pengumumannya pun sudah terjadi. Dan........... aku bingung bagaimana seharusnya perasaanku. Tentu saja aku seneng karena 2 berlianku (SMA & SMP) lulus dengan nilai yang cukup gemilang. Memang mereka selalu termasuk yang the best di sekolahnya. Bukan hanya akademik, tapi juga segala kegiatan baik dalam organisasi sekolah maupun kegiatan ekstra kurikulernya. Namun, di sisi lain aku juga sangat sedih. Mengingat begitu banyaknya anak-anak negri ini yang harus terpuruk hanya karena tidak lulus UN.

Oleh karenanya, aku berpesan ke berlianku yang SMA sebelum berangkat ke sekolah di hari pengumuman itu. "Nak, sayang Mama, nanti kamu harus dekati teman yang tidak lulus, besarkan hatinya, katakan kepadanya untuk tetap semangat menyongsong hari. Tidak lulus UN bukan akhir segalanya. Ikut aja UN ulangan, persiapkan dengan baik namun tenang." Sedangkan untuk anakku yang SMP karena saat pengumuman aku diharuskan datang ke sekolah dan akulah yang menerima langsung amplopnya, maka setelah aku buka amplop dan membaca isinya aku panggil dia. "Nak, cari temanmu yang tidak lulus, besarkan hatinya, katakan kepadanya untuk tetap semangat menyongsong hari. Tidak lulus UN bukan akhir segalanya. Ikut aja UN ulangan, persiapkan dengan baik namun tenang." Karena aku tidak ingin anak-anakku tumbuh sebagai pribadi yang egois, yang tidak peka terhadap lingkungannya. Aku mau mereka menjadi berlian indah yang selalu menerangi sekitarnya.

Hhhh......... mengapa ya harus banyak korban berjatuhan? Aku sama sekali tidak menyalahkan UN di sini. Karena sebenarnya UN bukanlah masalah besar. Hehehe........... bukan karena berlian-berlianku ok nilainya lho. Hanya saja aku prihatin dengan penyelesaian masalah yang tidak tepat. Ini bukan seperti motto perum pegadaian, 'Mengatasi masalah tanpa masalah'. Tetapi mengatasi masalah dengan masalah lainnya yang bukan maustahil jauh lebih besar dampak negatifnya.

UN bukan masalah jika:
1. Tujuan, niat, visi, misi, dan caranya dilakukan dengan benar, jujur, dan menggunakan hati nurani. Bukan karena egoisme seseorang, golongan atau pemerintah, apalagi jika demi bisnis .
2. Anak-anak sudah terdidik dengan benar, sehingga mereka sudah siap baik mental maupun kemampuan akademiknya. Sehingga mereka mempunyai visi yang jauh ke depan dan bukan belajar selama 3 tahun dengan tujuan hanya sekedar supaya bisa lulus UN .
3. Orangtua dan guru-guru sudah siap juga secara mental sehingga bijak dalam menyikapi segala sesuatu atas pelaksanaan dan akibat dilaksanakannya UN ini. Mereka harus kembali menyadari dan melakukan tugas utama mereka, mendidik anak-anak dengan BENAR. Dan bukannya malah menambah beban kepada anak dengan segala macam les, bimbel, apalagi malah menjerumuskan anak dengan memberi bocoran . Amit-amit deh.

Bagaimana aku tidak prihatin coba?
Karena kemudian saat hasilnya keluar, korban berjatuhan. Anak-anak yang tidak lulus menangis histeris. Orangtua malu, sibuk membela diri jika sebenarnya anaknya selalu ranking, anaknya pinter, dsb. Guru-guru kebingungan takut sekolahnya dianggap tidak favorite, tidak bonafide karena muridnya banyak yang tidak lulus UN. Bimbel-bimbel yang telah menjanjikan akan mengembalikan uang kursus 150% jika anak didiknya tidak lulus UN sibuk mencari cara agar tidak perlu mengembalikan berupa uang setelah tahu ternyata memang anak didiknya nggak lulus.

Lalu................ saat ujian ulangan dilakukan, tayangan di televisi menunjukkan bagaimana anak-anak yang melaksanakan UN ulangan dibiarkan berlaku curang dengan menyontek, bertanya teman, bahkan menerima sms melalui telpon seluler yang bebas mereka bawa dan aktif untuk menerima sms jawaban atas UN ulangan mereka. Lha maksudnya apa????? Mendingan juga sejak awal UN bukan penentu kelulusan.

Astaghfirullaahaladziiim...................
Hanya itu kata yang sanggup keluar dari mulutku. Kembali aku bertekad untuk fokus pada visi dan misi hidupku, menyiapkan generasi, menjaga berlian-berlian indahNya yang diamanahkan kepadaku agar tetap indah cemerlang menerangi dunia akhirat. Dan saat Dia menghendaki kembali berlianNya, aku siap mempersembahkannya kembali sesuai keinginanNya............. BERLIAN INDAH NYA.

Semoga Indonesiaku segera BANGKIT !!!!!!

Tidak ada komentar: