Halaman

Sabtu, 08 Mei 2010

Jalan Zuhud Jadi Gaya Hidup Para Miliarder


Lebih mudah mencari uang daripada membelanjakannya. Anda percaya katakata itu? Namun, itulah jargon Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia yang menghimpun pundi-pundi harta sampai 47 miliar dolar AS. Kalimat ini tentu mudah diucapkan para miliarder yang kelebihan duit. Namun, Buffet benar-benar serius dengan ucapannya itu.

Pada 2006 dia menghibahkan 83 persen kekayaannya senilai 37 miliar dolar AS yang sebagian besar dalam bentuk saham ke Yayasan Bill Gates, pemilik Microsoft yang menjadi orang terkaya nomor dua dunia. Dua persen lagi kekayaannya juga dihibahkan ke berbagai yayasan dan proyek amal.

Setahun sebelumnya, Buffet dan Gates bertemu secara pribadi. Pertemuan hanya dijadwalkan berlangsung setengah jam. Ketika keduanya bersua, pertemuan molor sampai 10 jam. Gates menjadi pe ngagum berat Buffet.

Hingga kini, Buffet masih tinggal di rumah yang dibelinya 50 tahun lalu seharga 31.500 dolar AS di Omaha, Nebraska. Rumah yang cukup besar, tapi sederhana, masih seperti ketika pertama kali dibeli. Bentuk rumah berdinding kayu tanpa pagar itu bahkan lebih mirip gudang pertanian ( barn) model gambrel.

Setiap hari Buffet membawa sendiri mobilnya Cadillac DTS tanpa sopir pribadi, bahkan pengawal. Walau perusahaan investasi miliknya, Berkshire Hathaway, mengendalikan 63 perusahaan, sang bos besar tak pernah membawa telepon genggam. Buffet juga jarang bergaul dengan kalangan jetset. Selesai dari kantor dia langsung pulang ke rumah, membuat popcorn dan nonton televisi, atau memainkan ukulele.

Satu-satunya kemewahan yang tampak hanyalah pesawat jet pribadi Gulstream IV milik Berkshire Hathaway, yang sebelumnya enggan dia beli karena dianggap pemborosan. Kebetulan Berckshire ju ga menguasai perusahaan penye waan jet pribadi, Netjets, dan Exe cutive Jet Aviation. Ketika ditanya mengapa tak membeli yacht, dia bilang, Kebanyakan dari mainan itu hanya bikin pening kepala.

Menyumbang diam-diam Gaya hidup miliarder yang seperti orang kebanyakan tak hanya dilakoni Buffet. Carlos Slim, raja telekomunikasi Meksiko de ngan kekayaan 53 miliar dolar AS dan baru saja menjadi orang terkaya dunia mengalahkan Bill Gates, juga masih tinggal di rumah yang sama selama 40 tahun. Slim pun tak punya pesawat jet pribadi atau kapal pesiar yacht.

Ingvar Kamprad, pendiri perusahaan furnitur Ikea dari Swedia, terkenal dengan kutipannya, Orang-orang Ikea tidak suka bermobil mewah atau menginap di hotel mahal. Prinsip itu berlaku juga baginya. Kamprad suka terbang dengan pesawat kelas ekonomi. Bila bepergian, ia sering menggunakan angkutan umum atau mengendarai mobil tuanya, Volvo 240 GL.

Frederik Meijer juga mirip Kamprad. Pemilik jaringan hipermarket Meijer di kawasan Midwest, Amerika Serikat (AS), ini mempunyai kekayaan 5 miliar dolar AS. Namun, Meijer me ngendarai mobil biasa sampai mo bil itu benar-benar mogok. Selain hanya memakai penerbangan kelas ekonomi, di luar kota Meijer memilih menginap di motel.

Tapi, yang paling unik dari semuanya adalah Chuck Feeney, pendiri Duty Free Shoppers Group Ltd (DFS). Dia punya moto, Saya dibentuk untuk bekerja keras, bu kan untuk menjadi kaya. Feeney kebetulan lahir dari keluarga miskin. Kini, dia sudah kaya raya, tapi tetap bekerja keras dan juga beramal besar. Feeney mendona sikan 600 juta dolar AS ke almamaternya Cornell University, ke berbagai sekolah, pusat riset, dan rumah sakit.

Sekitar 3,5 miliar dolar AS hasil penjualan sahamnya di DFS tahun 1984 masuk sebagai dana milik yayasan amalnya. Semua itu disumbangkan oleh pria keturunan Irlandia itu secara rahasia. Yayasan amalnya sengaja didirikan di Bermuda untuk menghindari kewajiban keterbukaan informasi dari kantor pajak AS.

Sampai akhirnya awal 1998, muncul sengketa dengan Robert Miller, sesama pendiri DFS, dalam penjualan saham DFS oleh yayasan amalnya. Terbongkarlah amal-amal sumbangan Feeney ke publik dan memaksanya turun gunung. Urusan uang memang menarik bagi banyak pihak. Tapi, tak ada yang bisa memakai dua pasang sepatu secara bersamaan, ucap Feeney kepada harian New York Times.

Ucapan itu menjelaskan kenapa sampai tahun 1998 hartanya tinggal 5 juta dolar AS. Feeney bahkan tak punya rumah ataupun mobil, dan lebih sering menggunakan angkutan umum. Anak-anak Feeney pun dibesarkan sebagai anak orang biasa yang menghabiskan liburan musim panasnya dengan bekerja. Arloji yang dipakainya pun hanya seharga 15 dolar AS. Bahkan, orang terdekatnya mengatakan, kalau dijual pun hanya laku 5 dolar AS. ap/times/business week
Oleh Rahmad Budi H.

Tidak ada komentar: