Halaman

Jumat, 05 Juni 2009

MINUM OBAT

Hhhhhh..................... sedih banget. Dua hari ini Princess cantikku panas badannya. Rewel, manja, pokoknya maunya seluruh perhatian tercurah padanya dari seluruh anggota keluarga. Wuiiih............ mana kalau gendongan aku sudah nggak kuat lama-lama. Baru berasa deh kalau sudah cukup tua untuk punya bayi.

Memang sebelum dua tahun, berlian-berlianku bisa dikatakan nggak pernah minum obat. Coz masih ASI, yang sekaligus sebagai obat mujarab yang memang sudah diramu khusus untuk mereka. Heiii................ kereeen............. apotekernya adalah............. Allah!! So pasti ces pleng!!!

Sekarang Vania sudah 2 tahun 5 bulan. Sudah nggak ASI tentu saja setelah disapih saat usianya 2 tahun. Aku sih tetep menjaganya agar seminim mungkin mengkunsumsi obat (kimia) jika sakit. Tradiisional treatment tetep diutamakan. Kasihan ginjal untrilnya. He he he........... minjem istilah Mas Hafizh buat ginjal adek cantiknya. Makanya kalau ke dokter lebih pada konsultasi, diskusi, tentang gejala klinis dan mengatasinya.

Karena sudah panas dua hari ini, maka penurun panas sepertinya sudah harus aku berikan. Habis.................... Princessku kok minum dan makannya juga trobel saat panas ini. Pfffff.......... memang gampang sih ngobati dia, saat ada Papa dan Mas-Masnya di rumah. Biasanya dia akan nurut karena sesudah itu Papa dan Mas-Masnya akan memberikan aplaus, puja-puji, dan segudang kompliment padanya. Dasar narcist! Kayak siapa sih???

Tapiiii............ saat aku cuma berdua dia, ampiiiuuuuun................. susah bangets!!! Puja pujiku nggak mempan sama sekali. Berbagai rayuan maut sampai penjelasan logis bak dokter ahli juga nggak dia reken.

Aku sebenarnya nggak suka maksa apalagi ngancem. Tapi kali ini aku sedikit maksa. Dan.......... dia keluarin dengan sukses seluruhnya setelah aku paksa masukin obat panasnya. Masya Allah.................. sediiiih banget.

Akhirnya aku harus tambahin lagi mengganti yang terbuang agar dosisnya nggak nanggung. Tetep aja sulitnya minta ampun. Trus gimanaaaa??????? Sutris nggak sih? Saat usahaku rugi kayaknya aku nggak sesedih ini deh. Untuk sekedar memberinya obat, kami berantem. Hallah......... kecil-kecil masa ngajakin aku adu argumentasi. Mana kata-katanya masuk akal lagi.

"Mamaa............. daripada Adeknya nangis, mending nunggu Papa pulang aja ngobatinya."

"XXXZZZZKCJ&&&$$$GGGRRRRHHHHHH"

Nggak ngerti mau ngomong apa lagi. Entahlah, berapa yang masuk dan terbuang............. nggak jelas lagi. Semoga saja dosisnya masih bisa ditoleransi, nggak kurang apalagi berlebih.

Setelah aku ganti bajunya yang belepotan obat, menyekanya, membedaki dan tidak lupa minyak telonnya, menyisir rambut krulynya yang lucu itu, aku meneruskan pekerjaanku. Aku menunjukkan ketidak sukaanku akan sikapnya tadi. Aku kembali menekuni laptopku dengan muka tanpa ekspresi, biar dia tahu kalau Mamanya marah. Cieee....................... maca cih marah???

Lalu......................

Dia mendekatiku, menempel ke punggungku, memijit-mijit punggungku, dan mengatakan;

"Mamaaa................... makasih ya sudah ngobati Adek. Adek cintaaaa deh sama Mama."

Gubraaaaagggggg!!!!!!!!!!!!!!!

Dia mengatakan itu dengan mata indah penuh cinta yang menatap lekat mataku dan begitu menghujam jantungku. Tentu saja aku langsung klepek-klepek................... aku peluk erat dia sambil aku cium puas-puas. Aku sangat menyesal sudah marah sama dia, tapi.......... perlu kali ya dia tahu kalau aku tidak suka dengan sikapnya tadi.

Lagian, dengan kata-katanya itu menurutku sih berarti dia tahu jika dia memang salah. Dan sebagai anak cerdas, dia juga tahu banget bagaimana meluluhkan hati Mamanya ini. Dasar!!!
Hhhhhhhh......................... aku makin cintaaaaaa...........................

Berlianku................... keep shining...........................

Tidak ada komentar: