Halaman

Minggu, 18 Oktober 2009

CARI ISTRI CANTIK OR CERDAS ???

Dari detikHealth, aku pernah baca yang lebih komplit pembahasannya. Tapi sudah lama sekali dan kayaknya penelitian orang lain sih, nggak sempet simpen. Ini aja ya, agak beda sih, tapi prinsipnya sama. Kecerdasan anak turun dari IBU. Kwkwkwkwk...................:

Cari Suami Tak Perlu Pintar, Kecerdasan Anak Turun Dari Ibu

Jakarta, Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang. Jika Anda ingin mempunyai anak yang cerdas, carilah seorang istri yang cerdas, karena ternyata kecerdasan anak diturunkan dari ibu.

Menurut neurolog sekaligus Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan Depkes RI, Adre Mayza, SpK (K), dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan.

Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas. "Gen ibu lebih banyak berperan pada kecerdasan anak. Kalau anaknya cerdas, biasanya ibunya juga cerdas. Jadi kalau cari suami nggak perlu yang pintar-pintar amat, tapi kalau cari istri kalau bisa yang pintar," ujar Adre dalam acara Optimalisasi Peningkatan Intelegensia Otak di GKBI, Jakarta (10/9/2009)..

Sebenarnya hubungan antara kecerdasan anak dengan ibunya bisa dilihat secara alamiah ketika ibu baru melahirkan. "Bayi bisa mencari puting susu ibunya sendiri, itu sudah jadi pertanda," ujar Adre.

Bayi menangis jika mengompol juga bisa jadi pertanda bahwa kecerdaasn ada hubungannya dengan ibu. Hormon oxytocin yang dikeluarkan pada saat ngompol sama dengan hormon yang terdapat pada area kawanitaan ibu. "Itu mengapa jika daerah kewanitaan itu dirangsang, akan muncul perasaan enak dan senang, " tutur Adre.

Oleh karena itu, memakai pampers biasanya membuat seorang anak tumbuh menjadi egois. "Bayi yang sering pakai pampers, cenderung memiliki rasa empati yang kurang karena jarang menangis dan bagian otaknya tidak terlatih untuk merasakan empati," tutur Adre.

Otak setelah lahir memiliki kemampuan berkembang yang cepat. Penglihatan lebih dulu berkembang daripada pendengaran dan separuh perkembangan intelektual seseorang berlangsung di bawah usia 4 tahun.

Adre mengatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia saat ini ada di urutan ke 109 dari 179 negara. "Artinya sudah miskin, bodoh, sakit, sombong pula," ujar Adre. Padahal sebentar lagi Indonesia akan memasuki tantangan milenium 3 yang merupakan era competitive intelligence.

Oleh karena itu, ibu mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk perkembangan kecerdasan anak. "Stimulasi janin dengan musik-musik alam, binatang atau musik klasik, perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega 3 dan berikan stimulasi yang tepat ketika sudah lahir untuk menghasilkan anak yang cerdas," ujar Adre.

Namun meskipun begitu, menurut Prof. Dr. Jalaludin Rahmat, pakar komunikasi dan penulis buku 'psikologi komunikasi', faktor genetik atau keturunan bisa dikalahkan oleh faktor lingkungan dan nutrisi. "Nurture atau lingkungan bisa mengalahkan nature atau warisan biologis jika otak terus distimulasi," jelas Jalaludin.

*****

Ada seorang teman yang pendidik mengatakan jika setelah belasan tahun mengajar, dari mahasiswa yang dia ajar, biasanya wanita yang cerdas kurang cantik secara fisik. Demikian juga sebaliknya, wanita cantik kebanyakan nggak pinter.

Naaah................ betapa bodoh dan egoisnya ya jika seorang laki-laki mencari istri yang cantik fisiknya, bahkan jika pun itu mereka selingkuh dan berzina. Karena selain gen, keturunan, logikanya wanita yang "kurang cerdas" hehehe................ nggak tega mau bilang bodoh, tentunya kurang cerdas juga dalam mendidik anak-anaknya.

Hmm................ betapa beruntungnya suamiku. Dia mesti banyak bersyukur memiliki istri seperti aku. Sudah cantik, cerdas pula. Huahahahaaaaaaaa.......................... narcist abiiiissss...........................

Biarin! Mumpung nulisnya di blog sendiri. Nggak ada yang boleh protes!!!!!!


2 komentar:

Endang Setyati mengatakan...

Saya setuju dg pendapat bu Dewi, bahwa wanita ato ibu yg cerdas akan menurunkan anak-2 yg cerdas pula (ditinjau dari gen). Dari kehidupan sehari-harinya seorang ibu yg cerdas pasti lbh terampil mengelola, mendidik, mengembangkan dan mengantar putra-putrinya menuju masa depan yg gemilang.

Ibu adalah pendidik ato guru sejati, mendidik sejak dalam kandungan, dalam buaian, balita, akhil balik, remaja, dewasa bahkan setelah rumah tangga pun peran Ibu masih dibutuhkan oleh putra-putrinya.

Anak dan Ibu ibarat sebuah panah dan busurnya, busur siap melepas panah melesat menuju sasaran ato ibaratnya cita-2. Busur harus siap dan rela jika suatu saat panah-2 itu akan meninggalkan nya, berarti tugas ibu sudah selesai.

Salam kenal Ibu Dewi, saya suka artikel ini.
Saya ingin share di FB..... Tks.

Unknown mengatakan...

Terima kasih Ibu, salam kenal kembali. Semoga ibu-ibu Indonesia semakin banyak yg bangkit kembali membangun generasi bangsa ini. Bukan sekedar mencari materi.