"Mama.......adek sudah gak tahan untuk ngomong karena dia sudah loncat2an di otak adek minta diomongin."
Walaaaah........ya
sudah aku hanya bisa memintanya agar hati hati karena bisa saja dia
tersedak, keselek bahasa sononya, hahaha..... Begitulah dia, tidak pernah kehabisan ide dan bahan untuk
berceloteh sepanjang hari. Informasi yang dia terima selalu membuatnya
berpikir, menganalisanya, lalu dia keluarkan postulat berdasar hasil
pemikirannya yang lucu namun seringkali di luar dugaan kami. Ya......kenyataan bahwa yang dia sampaikan benar meski menohok.
Salah satu kesukaannya akhir2 ini saat ayahnya pulang adalah......memeriksa rambut ayahnya apakah ada uban atau tidak. Lalu dia sibuuuk serius menekuni tiap mili permukaan kulit kepala ayahnya. Dia akan makin serius namun girang karena upaya pencariannya membuahkan hasil jika dia menemukan sehelai dua helai rambut putih ayahnya. Rambut ayahnya yang tebal cukup menyulitkannya mencari uban yang memang baru beberapa helai singgah di sana. Hampir setiap ada kesempatan dia akan menawarkan kepada ayahnya untuk diurusi, apakah itu dicari ubannya, dibersihkan kulit kepalanya, atau kadang dia membersihkan muka ayahnya, facial. Hahaha........dasar anak gadis lucu.
Suatu malam aku iseng, pengen aja gangguin dia.
"Dek.....setiap hari kok Papa yg diurusi? Sesekali Mama kek." rajukku manja. Sejenak dia hentikan kegiatannya dan menengok ke arahku sambil menghela nafas panjang, sok tua.
"Mama......memangnya Mama mau diurusin apanya? Muka Mama itu bersih, gak ada jerawatnya, kotorannya. Rambut Mama juga bersih gak ada kotorannya. Apanya yang adek urusi. Kalo Papa kan sering kotor, kasihan Ma karena Papa sering naik kereta.
"Yaa.....Mama juga dicari ubannya, ada apa tidak." aku tetep menuntut dengan makin manja nadanya. Eh....si cantik malah nengok dengan kaget, menghentikan kegiatan asyiknya, dan marah sama aku. Hikcs.....
"Mama......Mama itu gak mungkin ada ubannya. Mama kan perempuan, mana mungkin kan ada ubannya. Kalo Papa memang ada, kadang banyak." waduuuh.......dia sampai kacak pinggang yang membuatku ingin cium keteknya yang ledis itu. Mas2nya.....tentu saja gemes banget pengen ciumin bibir monyong dan mata melotot itu.
"Tapi dek......teman2 Mama aja sudah ada kok yang banyak ubannya. Mereka juga perempuan kayak Mama." aku teteeeep ngeyel, ingin tahu dia si tukang debat, tukang ngeyel ini kalo dieyelin kayak apa. Hihihi........
"Ya pasti aja teman Mama ada ubannya, karena mereka sudah tua. Mama kan masih muda."
Dhueeeeeenk.........................
Salah satu kesukaannya akhir2 ini saat ayahnya pulang adalah......memeriksa rambut ayahnya apakah ada uban atau tidak. Lalu dia sibuuuk serius menekuni tiap mili permukaan kulit kepala ayahnya. Dia akan makin serius namun girang karena upaya pencariannya membuahkan hasil jika dia menemukan sehelai dua helai rambut putih ayahnya. Rambut ayahnya yang tebal cukup menyulitkannya mencari uban yang memang baru beberapa helai singgah di sana. Hampir setiap ada kesempatan dia akan menawarkan kepada ayahnya untuk diurusi, apakah itu dicari ubannya, dibersihkan kulit kepalanya, atau kadang dia membersihkan muka ayahnya, facial. Hahaha........dasar anak gadis lucu.
Suatu malam aku iseng, pengen aja gangguin dia.
"Dek.....setiap hari kok Papa yg diurusi? Sesekali Mama kek." rajukku manja. Sejenak dia hentikan kegiatannya dan menengok ke arahku sambil menghela nafas panjang, sok tua.
"Mama......memangnya Mama mau diurusin apanya? Muka Mama itu bersih, gak ada jerawatnya, kotorannya. Rambut Mama juga bersih gak ada kotorannya. Apanya yang adek urusi. Kalo Papa kan sering kotor, kasihan Ma karena Papa sering naik kereta.
"Yaa.....Mama juga dicari ubannya, ada apa tidak." aku tetep menuntut dengan makin manja nadanya. Eh....si cantik malah nengok dengan kaget, menghentikan kegiatan asyiknya, dan marah sama aku. Hikcs.....
"Mama......Mama itu gak mungkin ada ubannya. Mama kan perempuan, mana mungkin kan ada ubannya. Kalo Papa memang ada, kadang banyak." waduuuh.......dia sampai kacak pinggang yang membuatku ingin cium keteknya yang ledis itu. Mas2nya.....tentu saja gemes banget pengen ciumin bibir monyong dan mata melotot itu.
"Tapi dek......teman2 Mama aja sudah ada kok yang banyak ubannya. Mereka juga perempuan kayak Mama." aku teteeeep ngeyel, ingin tahu dia si tukang debat, tukang ngeyel ini kalo dieyelin kayak apa. Hihihi........
"Ya pasti aja teman Mama ada ubannya, karena mereka sudah tua. Mama kan masih muda."
Dhueeeeeenk.........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar