Halaman

Minggu, 11 Desember 2011

Idealisme PNS Muda????

Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda ~ Tan Malaka

Idealisme! Apa sih idealisme itu? Entahlah.... yang aku tahu, aku hanya akan hidup sesuai suara hati nuraniku. Apapun yang diyakini oleh lingkunganku, yang biasa terjadi, yang disukai banyak orang, jika nuraniku mengatakan tidak, maka akan kuhindari sebisaku apapun resikonya. Aku gak tahu apakah itu termasuk idealismeku, karena itu aku lakukan hingga kini aku tularkan ke berlian2ku. Jika yang pernah bersentuhan denganku di birokrasi tentu tahu maksudku.

Baru-baru ini sedang hangat-hangatnya berita tentang PNS muda dengan rekening gendutnya. Lalu banyak spekulasi, pendapat, pernyataan, yang menurutku sih tanpa dasar yang jelas. Hahaha......ini just my opinion, murni, dariku yang mungkin saja sangat kurang ilmu dan pengetahuannya, dan yang pasti tanpa dasar riset yang bisa dipertanggungjawabkan. Maklum, gak punya lembaga riset bonafide. Eiiit.......kok malah ke mana-mana ya? Gini nih pernyataan orang-orang itu:

"Dulu, saat masih mahasiswa mereka idealis. Lalu mereka masuk sebagai PNS terkontaminasi oleh yang senior sehingga tergoda untuk korupsi sehingga masih muda sudah gendut rekeningnya."

Yakin Pak, Bu, dengan pernyataannya itu? Apa dasarnya pernyataan itu ya? Ehem...........pernyataan yang aneh. Kok aneh? Ya iyalah aneh. Yang membuat pernyataan ini apakah seorang PNS? Idealis? PNS yang tadinya idealis? Atau wartawan yang sama sekali belum pernah mengalami menjadi PNS baik yang idealis maupun tidak? Karena kalau dasarnya dia idealis, setidaknya akan sulit membuatnya terkontaminasi mengingat penggajian PNS sekarang bagus. Kalaupun terkontaminasi tentunya setelah lama dan bukan saat masih muda rekeningnya menjadi 'gendut'.

Setahuku sih, kebanyakan masyarakat kita itu memang punya kecenderungan suka kolusi, korupsi, dan nepotisme alias KKN jika ada kesempatan. Huahaha........................jangan esmosi ya. Sekali lagi itu hanya berdasar pengamatan pribadi tanpa dasar sama sekali.

Contoh keciiiillll aja. Aku dengar bisik-bisik angin lalu, masuk sekolah yang sudah komputerisasi aja masih diakali dengan cara masuk aja dulu ke sekolah lain, lalu semester depan masuk ke sekolah dimaksud, tentu saja dengan bla...bla...bla..... antara guru (kepala sekolah) dan orangtua. Lalu seperti yang dilansir berbagai media yang baru lalu, seorang anak 'disuruh' oleh gurunya untuk memberikan contekan kepada teman-temannya, agar sekolah tersebut mengantongi kelulusan besar dengan nilai bagus atas seluruh muridnya. Apakah hanya sekolah tersebut yang melakukan praktik-praktik ini? Jika mereka masih punya nurani, tentu akan malu dan segera membenahi diri.

Lalu, di jalanan begitu banyak anak 'kecil' mengendarai motor, bahkan saat usianya belum lagi cukup. SIM? Ada yang punya, ada yang tidak. Yang punya? Kebanyakan 'nembak'! Dan yang menembakkan atau ngajari nembak adalah orangtuanya. Ehem................meski kecil, tetep suap Bu, Pak, dan itu yang anda2 teriakin KORUPSI!! Saat orang lain yang melakukan, dalam jumlah besar, dan bukan anda2 yang terlibat di sana.

Saat mencari pekerjaan, Bapak Ibu yang terhormat yang paling mulia perbuatannya, kayaknya tidak sedikit dari Bapak Ibu yth yang 'memperlancar', bukan? Apalagi yang ingin memasukkan anaknya menjadi PNS. Ahaayyy.............

Dan masih banyak contoh lain deh kayaknya.....

Jadi??? Apakah mereka terkontaminasi atau memang sudah dididik sejak kecil? Wallahu 'alam bisawwab!!!

Tidak ada komentar: