Halaman

Senin, 14 Juni 2010

“Stay Hungry. Stay Foolish” ala Dewi

Pidato Steve Job di Acara Wisuda Stanford University: “Stay Hungry Stay Foolish” Mei 1, 2008 Menginspirasiku untuk memberi istilah, title, judul, atau apapun yang penting memberi nama akan apa yang selama ini aku lakukan, aku terapkan dalam mengasuh berlian indahNya yang diamanahkan ke aku. Istilah yang sama namun untuk sesuatu yang sedikit berbeda. Bagiku, istilah itu untuk sesuatu yang lebih luas, lebih dalam, lebih aplikatif untuk mengemban amanah besar yang sangat suci dan terhormat, mengasuh anak .

Kalau Steve Job mengartikan “Stay Hungry, Stay Foolish” dengan Jangan Pernah Puas, Selalu Merasa Bodoh, maka aku mengartikannya dengan hal yang sama namun ditambah dengan tetap lapar dan tetap bodoh dalam mengasuh anak. Hahaha............. memang aneh ya? Bodoh beneran Dewi ini ?

Begini lho sahabats...............
Aku mempunyai anak-anak (eh, ngaku-ngaku ya? Kan mereka milikNya), maka aku sangat ingin bisa memenuhi tujuan penciptaan atas diriku sebagai seorang ibu. Aku ingin sekali bisa menjadi orang yang tahu bersyukur, setidaknya semampuku. Oleh karenanya aku berusaha mendekatkan diriku dengan penciptaku, pemilik berlian-berlian indah yang telah mempercayaiku menjaganya, sesuai kemampuanku. Aku sadar jika aku bukanlah ahli ibadah atau ahli agama yang hebat. Makanya aku melakukan yang aku bisa, yang salah satunya adalah PUASA.

Ya, aku berusaha rajin puasa sunnah baik itu Senin Kamis atau jika hendak berharap sesuatu seperti jika saat anak-anakku ujian, jika sedang mengalami kesedihan, bahkan jika sedang mendapatkan kesenangan kadang aku syukuri dengan berpuasa barang 2-3 hari. Hahaha......... gara-gara seperti itu, beberapa bulan yang lalu aku dan pacarku tercinta berpuasa selama 2 minggu berturut-turut karena anak-anakku UN masing-masing seminggu. Genap dua minggu kami berpuasa berturut-turut sehingga seolah Ramadhan sudah mulai di rumah kami. .

Namun, ternyata rajin berpuasa membawa dampak yang sangat banyak bagiku pribadi.
1. Aku jauh dari kegemukan yang biasa dihadapi oleh seorang ibu seusiaku tanpa harus melakukan diet ataupun mengkonsumsi suplemen pelangsing tertentu.
2. Terhindar dari berbagai hal buruk, baik sikap, perkataan, maupun perbuatan dikarenakan kebiasaan berpuasa yang berarti menahan diri dari berbuat yang dilarang agama.
3. Aku tidak perlu ngajari, ngajak, apalagi memerintahkan mereka untuk berpuasa wajib, karena mereka jangankan yang wajib, bahkan berpuasa sunah dengan niat sendiri tanpa disuruh. Semua hanya dengan aku dan papanya rajin berpuasa.
4. Naaah.......... yang ini yang memberi dampak kepada berlian-berlianku. Karena aku stay hungry (laper beneran nih), maka sebagaimana seorang ibu which is kalau merasa lapar maka akan segera menyiapkan makanan untuk anak-anaknya. Sehingga anak-anakku terbiasa mendapatkan banyak supply berbagai makanan yang aku buat untuk mereka. Hahaha......... mamanya jadi rajin masak kue untuk snack mereka karena mengira anak-anaknya laper terus. Makanya meski akunya segini-segini aja, tapi anak-anakku badannya ok (kata emaknya sih). Mereka tinggi, dempal, namun tidak gendut karena makanannya sehat, bukan junk food, dan dimasak dengan penuh cinta.

Lalu masalah stay foolish? Hehehe............ mau diakui atau tidak, kita semua sebagai orangtua itu selalu foolish, bodoh, bloon, dalam menghadapi kemajuan anak-anak kita sendiri. Nggak percaya??? Mendingan percaya aja deh! Suer!! Andaikan otak anak kita umpamakan sebuah komputer, maka komputer mereka itu selalu ter-up grade terus menerus setiap waktu berjalan. Makin canggih dan canggih dan cuanggiiiiiiiiih............... sehingga jika kita kewalahan meski sudah belajar terus sampai tidak ada lagi sekolah yang mampu memfasilitasinya. Itulah gunanya tawakal. Kita harus, wajib, musti, tidak ada pilihan lain selain menyerahkan kepada Sang Pemilik berlian indah hebat canggih itu, Allah.

Ya, kita harus berusaha semaksimal mungkin, belajar sebanyak mungkin, mencari dan terus mencari cara bagaimana agar kita bisa menjalankan amanahNya dalam mengasuh berlian indah milikNya itu, sehingga nanti saat Sang empunya berlian menghendaki berlianNya kembali kepadaNya, maka Dia akan senang, ridho, atas segala upaya kita atas milikNya itu, berlian indahNya .


Tidak ada komentar: