Minggu-minggu yang melelahkan namun cukup menyenangkan aku lalui beberapa minggu ini. Lelah banget karena banyak sekali urusan sampai-sampai waktu yang 24 jam sehari serasa kurang. Menyenangkannya karena aku melaluinya berdua pacarku dan sebagian besar urusan adalah mengurus keperluan berlian-berlianku yang sedang akan melanjutkan sekolah mereka, juga urusan untuk kepentingan berlian-berlian didikanku di sekolahku.
Pfff............ saking banyaknya urusan sampai-sampai susu untuk konsumsi berlian-berlianku habis dan aku belum sempat membelinya. Meski lelah dan capek yang teramat membuatku malas untuk keluar rumah lagi, namun rupanya cintaku kepada berlianku masih sangat jauh lebih besar dibanding rasa capekku dan malasku itu (ternyata pacarku juga). Lalu kami pun memutuskan untuk ke supermarket dekat rumah untuk membeli susu mereka.
Princess cantikku kami ajak serta dan dia menyambutnya dengan riang gembira setelah beberapa hari tidak bisa aku ajak ke mana-mana karena urusan yang tidak akan membuatnya nyaman jika ikut. Lagipula, mas-masnya semua sedang libur, ada di rumah yang pastinya akan mengurusnya sepenuh cinta, Comot sana sini sesuai kebutuhan tanpa aku selingi ngelaba sightseeing sama sekali (biasanya sih hobby ), saking sudah capeknya. Teringat kue buatanku masih belum aku oven, aku tertarik untuk mengambil siffon coklat untuk sekedar camilan berlian-berlianku. Agar kue tidak rusak, aku ambil dengan dua tangan.
Princess yang sedari tadi ngglibet di kakiku aku biarkan memegangiku. Saat aku sedang mengambil kue, aku merasakan tangan Princess melepaskan diri dari aku dan aku tidak bisa memeganya karena sedang mengambil kue. Karena papanya tidak jauh dari aku, aku biarkan dan aku masih asyik mengambil kue. Asumsiku, Princess lari ke papanya yang memang tidak jauh dan terlihat dari tempatku berdiri. Segera aku bawa kue untuk ditaruh di troly yang dipegang pacarku.
"Lho??? Mana Princess kita Mas?"
"Bukannya sama diajeng?"
Plass!!!! Serasa disambar geledek, mukaku langsung panas (aku yakin pacarku juga). Secepat kilat aku dan pacarku tanpa berkoordinasi sudah melesat ke arah berlawanan berharap salah satu dari kami segera menemukan cantik kami. Aku berlari ke arah jejeran kasir dan semua pintu keluar tidak luput dari pengawasanku. Setiap anak kecil atau orang yang membawa anak kecil aku periksa kalau-kalau itu Princessku. NIHIL!! Sementara pacarku justru lari masuk ke dalam, menyisir seluruh lorong supermarket yang lumayan besar itu dengan cermat penuh harap.
Lalu dikarenakan hasil pencarianku tidak berhasil, aku menengok ke arah pacarku. Ooohh.............. Princess kami sedang ada di gendongan papanya dengan airmata berderai dan isakan yang menyayat hatiku. Segera aku berlari menghampiri, aku ambil alih, aku bawa ke tempat kosong yang agak menyendiri, dan aku jongkok dan peluuuuuk eraaaaat banget sambil aku juga berurai airmata. Ketegaranku tadi saat mencarinya, kekuatanku tadi saat menyisirnya, kesigapanku tadi saat berusaha menemukannya, rontok sudah. Antara lega dan hancur serta merasa bersalah karena tadi pasti Princessku ketakutan dan aku hampir kehilangan berlian indahNya.
Lalu sepanjang jalan kami berpelukan erat sekali sambil dia bercerita di antara sedu sedannya .
"Tadi Adek lepas tangan dari Mama karena mau ke Papa. Tapi Papa ilang. (mungkin papanya bergeser berdirinya)"
"Trus bagaimana cintaku???"
"Terus, Adek balik lagi ke Mama. Eeee........... ada yang nutupi (lewat di depannya). Tahu-tahu Adek kok sudah di buah (mungkin karena kehalang orang, Princessku tanpa sadar berjalan serong dan jalan ke arah yang salah). Mamaaa ilaaaag............ "
Aku segera peluk dia lagi dengan erat. Kepala mungilnya aku dekap agar dia tenang. Dan dia teruskan ceritanya.
"Terus Adek dekati embak-embak yang pakai seragam (pegawai supermarket maksudnya). Adek bilang ke dia, 'Mbak, Mamaku mana ya?' gitu Maaaa...........
"Adek betul sekali, cantik mama hebat sekali. Memang kalau Adek terpisah dari mama, Adek harus cari petugas terdekat (dia sudah bisa mengenali pegawai suatu lembaga/organisasi/peruhasaan dari logo di pakaiannya) dan lapor kalau Adek terpisah dari mama. Bilang nama Mama biar disiarin nama Adek dan mama denger lalu ke tempat petugas dan Adek berada. Kalau Adek dibawa orang lain, Adek teriak kasih tahu semua orang yang dilewati biar semua orang tahu kalau orang itu bukan mama atau papa. Mama yakin Adek pinter, bisa memilih mana orang yang pantas dipercaya mana yang tidak. Jangan sampai Adek dibawa orang jahat ya cinta... (sambil berdo'a dalam hati dg penuh kesungguhan, agar hal tersebut TIDAK PERNAH terjadi lagi)."
"Hikcs............... iya Ma. Pas embaknya belum jawab, Adek tengok ada papa datang. Terus Adek lari peluk papa sambil nangis. Huaaaa..................... Adek gak mau lagi terlepas dari Mama............... Adek takuuut.................."
Kembali pecah tangis berlian cantikku sampai matanya sembab dan pipi chubynya penuh airmata. Masya Allah.................. ampuni aku ya Allah, aku sudah membuatnya sedemikian takut, aku hampir kehilangan salah satu hartaMu yang paling berharga yang Engkau titipkan padaku . Aku telah membuat berlianku ketakutan setengah mati karena terpisah dariku. Lalu kembali aku ajarkan bagaimana caranya jika dia terpisah dari kami, tersesat, atau dibawa orang lain (naudzubillah, jangan sampai). Aku bersyukur anak-anakku sejak sudah pandai berbicara (setahunanlah) sudah kami ajari hal-hal seperti itu. Dan ternyata sangat bermanfaat kalau sampai terjadi hal seperti ini. Cantikku ini luar biasa hebat untuk anak usia 3,5 thn dalam menghadapi masalah seserius itu.
Lalu pacarku bercerita jika Princess cantik kami memang hebat. Saat menyadari dia terpisah, dia sama sekali tidak nangis teriak panik, namun mendekati petugas dan bilang baik-baik meski airmatanya sudah banjir di pipi chubynya namun tidak ada suara tangis. Setelah melihat papanya barulah pecah suara tangisnya dengan desibell yang cukup tinggi .
Pengalaman ini membuatku sadar dan introspeksi diri bahwa aku sama sekali TIDAK BOLEH berasumsi bahwa berlianku ada di papanya, jika dia melepaskan diri dari aku. Aku HARUS pastikan semuanya dengan memeriksa langsung dan meninggalkan APAPUN yang sedang aku lakukan, jika dia terlepas dariku. Kalau perlu aku akan relakan membayar banyak kue yang rusak karena aku lepaskan untuk terburu-buru mengejar Princessku. Bahkan jika harus membayar harga supermarket itu agar jadi milikku dan semua pegawainya mengenali anakku dan menjaganya (ini do'a atau lebaynya kumatt!!!).
Semoga Allah mengampuniku atas keteledoranku menjaga amanahnya, menjaga berlian cantikNya. Love You Princesskuu............ . Maafin Mama ya sayang..........
Pfff............ saking banyaknya urusan sampai-sampai susu untuk konsumsi berlian-berlianku habis dan aku belum sempat membelinya. Meski lelah dan capek yang teramat membuatku malas untuk keluar rumah lagi, namun rupanya cintaku kepada berlianku masih sangat jauh lebih besar dibanding rasa capekku dan malasku itu (ternyata pacarku juga). Lalu kami pun memutuskan untuk ke supermarket dekat rumah untuk membeli susu mereka.
Princess cantikku kami ajak serta dan dia menyambutnya dengan riang gembira setelah beberapa hari tidak bisa aku ajak ke mana-mana karena urusan yang tidak akan membuatnya nyaman jika ikut. Lagipula, mas-masnya semua sedang libur, ada di rumah yang pastinya akan mengurusnya sepenuh cinta, Comot sana sini sesuai kebutuhan tanpa aku selingi ngelaba sightseeing sama sekali (biasanya sih hobby ), saking sudah capeknya. Teringat kue buatanku masih belum aku oven, aku tertarik untuk mengambil siffon coklat untuk sekedar camilan berlian-berlianku. Agar kue tidak rusak, aku ambil dengan dua tangan.
Princess yang sedari tadi ngglibet di kakiku aku biarkan memegangiku. Saat aku sedang mengambil kue, aku merasakan tangan Princess melepaskan diri dari aku dan aku tidak bisa memeganya karena sedang mengambil kue. Karena papanya tidak jauh dari aku, aku biarkan dan aku masih asyik mengambil kue. Asumsiku, Princess lari ke papanya yang memang tidak jauh dan terlihat dari tempatku berdiri. Segera aku bawa kue untuk ditaruh di troly yang dipegang pacarku.
"Lho??? Mana Princess kita Mas?"
"Bukannya sama diajeng?"
Plass!!!! Serasa disambar geledek, mukaku langsung panas (aku yakin pacarku juga). Secepat kilat aku dan pacarku tanpa berkoordinasi sudah melesat ke arah berlawanan berharap salah satu dari kami segera menemukan cantik kami. Aku berlari ke arah jejeran kasir dan semua pintu keluar tidak luput dari pengawasanku. Setiap anak kecil atau orang yang membawa anak kecil aku periksa kalau-kalau itu Princessku. NIHIL!! Sementara pacarku justru lari masuk ke dalam, menyisir seluruh lorong supermarket yang lumayan besar itu dengan cermat penuh harap.
Lalu dikarenakan hasil pencarianku tidak berhasil, aku menengok ke arah pacarku. Ooohh.............. Princess kami sedang ada di gendongan papanya dengan airmata berderai dan isakan yang menyayat hatiku. Segera aku berlari menghampiri, aku ambil alih, aku bawa ke tempat kosong yang agak menyendiri, dan aku jongkok dan peluuuuuk eraaaaat banget sambil aku juga berurai airmata. Ketegaranku tadi saat mencarinya, kekuatanku tadi saat menyisirnya, kesigapanku tadi saat berusaha menemukannya, rontok sudah. Antara lega dan hancur serta merasa bersalah karena tadi pasti Princessku ketakutan dan aku hampir kehilangan berlian indahNya.
Lalu sepanjang jalan kami berpelukan erat sekali sambil dia bercerita di antara sedu sedannya .
"Tadi Adek lepas tangan dari Mama karena mau ke Papa. Tapi Papa ilang. (mungkin papanya bergeser berdirinya)"
"Trus bagaimana cintaku???"
"Terus, Adek balik lagi ke Mama. Eeee........... ada yang nutupi (lewat di depannya). Tahu-tahu Adek kok sudah di buah (mungkin karena kehalang orang, Princessku tanpa sadar berjalan serong dan jalan ke arah yang salah). Mamaaa ilaaaag............ "
Aku segera peluk dia lagi dengan erat. Kepala mungilnya aku dekap agar dia tenang. Dan dia teruskan ceritanya.
"Terus Adek dekati embak-embak yang pakai seragam (pegawai supermarket maksudnya). Adek bilang ke dia, 'Mbak, Mamaku mana ya?' gitu Maaaa...........
"Adek betul sekali, cantik mama hebat sekali. Memang kalau Adek terpisah dari mama, Adek harus cari petugas terdekat (dia sudah bisa mengenali pegawai suatu lembaga/organisasi/peruhasaan dari logo di pakaiannya) dan lapor kalau Adek terpisah dari mama. Bilang nama Mama biar disiarin nama Adek dan mama denger lalu ke tempat petugas dan Adek berada. Kalau Adek dibawa orang lain, Adek teriak kasih tahu semua orang yang dilewati biar semua orang tahu kalau orang itu bukan mama atau papa. Mama yakin Adek pinter, bisa memilih mana orang yang pantas dipercaya mana yang tidak. Jangan sampai Adek dibawa orang jahat ya cinta... (sambil berdo'a dalam hati dg penuh kesungguhan, agar hal tersebut TIDAK PERNAH terjadi lagi)."
"Hikcs............... iya Ma. Pas embaknya belum jawab, Adek tengok ada papa datang. Terus Adek lari peluk papa sambil nangis. Huaaaa..................... Adek gak mau lagi terlepas dari Mama............... Adek takuuut.................."
Kembali pecah tangis berlian cantikku sampai matanya sembab dan pipi chubynya penuh airmata. Masya Allah.................. ampuni aku ya Allah, aku sudah membuatnya sedemikian takut, aku hampir kehilangan salah satu hartaMu yang paling berharga yang Engkau titipkan padaku . Aku telah membuat berlianku ketakutan setengah mati karena terpisah dariku. Lalu kembali aku ajarkan bagaimana caranya jika dia terpisah dari kami, tersesat, atau dibawa orang lain (naudzubillah, jangan sampai). Aku bersyukur anak-anakku sejak sudah pandai berbicara (setahunanlah) sudah kami ajari hal-hal seperti itu. Dan ternyata sangat bermanfaat kalau sampai terjadi hal seperti ini. Cantikku ini luar biasa hebat untuk anak usia 3,5 thn dalam menghadapi masalah seserius itu.
Lalu pacarku bercerita jika Princess cantik kami memang hebat. Saat menyadari dia terpisah, dia sama sekali tidak nangis teriak panik, namun mendekati petugas dan bilang baik-baik meski airmatanya sudah banjir di pipi chubynya namun tidak ada suara tangis. Setelah melihat papanya barulah pecah suara tangisnya dengan desibell yang cukup tinggi .
Pengalaman ini membuatku sadar dan introspeksi diri bahwa aku sama sekali TIDAK BOLEH berasumsi bahwa berlianku ada di papanya, jika dia melepaskan diri dari aku. Aku HARUS pastikan semuanya dengan memeriksa langsung dan meninggalkan APAPUN yang sedang aku lakukan, jika dia terlepas dariku. Kalau perlu aku akan relakan membayar banyak kue yang rusak karena aku lepaskan untuk terburu-buru mengejar Princessku. Bahkan jika harus membayar harga supermarket itu agar jadi milikku dan semua pegawainya mengenali anakku dan menjaganya (ini do'a atau lebaynya kumatt!!!).
Semoga Allah mengampuniku atas keteledoranku menjaga amanahnya, menjaga berlian cantikNya. Love You Princesskuu............ . Maafin Mama ya sayang..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar