Halaman

Minggu, 19 April 2009

SEHEBAT APA ANAKMU ???

Qi qi qi............. aku ya cuma nyekikik aja dalam hati saat ada yang dengan sangat esmosi menanyakan hal itu padaku. Dan dengan tenang penuh kejujuran aku jawab; "Anak-anakku biasa-biasa saja."

"Trus, ngapain kamu mengkampanyekan dan begitu bangganya menjadi ibu rumah tangga kalau anak-anakmu toh hasilnya hanya biasa-biasa saja? Aku nih, wanita karir! Anak-anakku rangking semua di sekolahnya. Sekolah favorit lagi! Selalu loncat kelas pula. Sekarang, masih juga 14 tahun sudah kelas 3 SMA."

Begitu dia membombardirku dengan pernyataan-pernyataan tentang keehebatan dirinya sebagai wanita karir sekaligus kehebatan anaknya yang top margotop top. Dan dia merasa sudah sangat berhasil, hebat, dan menjadi seorang ibu dan wanita sempurna.

He he he................ ada apa ini ya, kok tiba-tiba ada yang menyerangku begini? Gara-gara baca blogku? Atau???? Nggak ngerti aku. Tapi kan kenapa mesti marah sama aku ya? Lha kan dia sudah hebat gitu, kok malah marah-marah? Ntar ilang lho kehebantannya. Hi hi hi...............

(Padahal, anakku tuh biasa aja meski mereka kata gurunya sih the best always di hampir segala bidang. Bukan hanya akademik tapi juga organisasi dan pergaulan. Tapi............ memang nggak loncat2an kelas. Lha bagiku loncat kelas bukan suatu kehebatan yang perlu diraih dan dibanggakan. Biasa aja lageee........... gitu kata berlianku)

Hmmm............ aku memang mengkampanyekan Ibu Rumah Tangga. Kenapa? Karena belakangan profesi ini makin termarginalkan. Dianggap nggak penting banget, hanya pekerjaan bagi perempuan yang nggak punya kesempatan di mana-mana, buangan, dan sangat nggak perlu keahlian, apalagi intelektualitas tertentu yang memadai.

Weleh weleeh.......... kok bisa-bisanya ya hal ini terjadi? Merenung mode ON! Dan yang lebih menyedihkan lagi, pendapat ini tidak hanya keluar dari laki-laki. Perempuan pun banyak yang berpendapat seperti ini, entah dia seorang wanita karir atau bukan.

Note: Bukan seorang wanita karir belum tentu seorang Ibu Rumah Tangga.

Seringkali bukan wanita karir adalah seorang wanita pengangguran yang tidak mendapat kesempatan menjadi wanita karir, sehingga dia di rumah. Unfortunately orang-orang dan mereka sendiri sering menyebut dirinya seorang Ibu Rumah Tangga.

Hei.......... profesi Ibu Rumah Tangga bukanlah "buangan". Ibu rumah tangga seharusnya sebuah profesi terhormat yang memerlukan kecerdasan, intelektualitas, dan berbagai keahlian lain yang tidak terlalu dibutuhkan jika seorang wanita hanya menjadi wanita karir biasa. Karena Ibu rumah tangga adalah pencetak generasi, pendidik, dan pengelola unsur utama sebuah tatanan masyarakat yang namanya negara. Seharusnya penghargaan inilah yang diperjuangkan dalam emansipasi.

Sayangnya lagi semakin orang berbicara "emansipasi", semakin jauh dari penghargaan dan penghormatan akan profesi ibu rumah tangga ini. Seringkali orang membicarakan emansipasi maka yang diperjuangkan adalah agar perempuan itu "sama persis" seperti laki-laki. Jadi, bukannya penghargaan dan pengakuan atas perempuan malahan makin merendahkan perempuan karena menganggap laki-laki itu lebih hebat sehingga perempuan harus menyamainya.

Berlomba-lomba perempuan sekolah tinggi. Tapi bukan untuk mendidik anaknya, menyiapkan generasi.

Memang, wanita karir juga bisa menyiapkan anaknya jika cerdas dalam menykapi. Hmm.... bukan cuma sekolahin mahal, trus bangga kalau anak loncat kelas, ikut kelas aksel, dll. Aku punya program untuk pendidikan anak yang ibunya wanita karir.

Apakah itu??? Tunggu tanggal mainnya. Yang serius mau indent, daftar dulu juga boleh. Karena persediaan terbatas.

He he he.................... kompakan yuks wanita karir dan ibu rumah tangga. Semua demi kejayaan negri ini. Kita sebagai wanita, jangan tidak menghargai wanita lain. Nanti laki-laki kembali menginjak-injak harga diri kita jika kita saling berseteru.

Kyaaa.............kya....kya....kya..................

Peace man.............. peace ya pacarku. I love u.................. bangets. Hati-hati di sana ya. Miss u.

Selamat Hari Kartini

3 komentar:

gin mengatakan...

kau, cantik dan lebut laku
kau, yang gagah dan berani
kau! kau! yang bertanggungjawab

maaf…
mohon, maafkan
kesadaran ini baru dengan daya mendoa…

Unknown mengatakan...

Waaah..........gitu ya? Hebat.

Unknown mengatakan...

Amiin...terima kasih do'anya.