Kalau
diikuti, hampir setiap hari
aku ada undangan, entah itu meeting kecil, kongres, rakor, seminar,
simposium, sesekali ngajar, sampai sekedar undangan makan, yang kata
orang sih menjalin
jaringan, link, bicara proyek, ya kalau bahasaku silaturrohim. Baik di
Jakarta maupun di luar kota. Lumayan sih meski aku biasa aja bukan
siapa2, tapi di acara itu sering hadir orang2 tops, mulai aktifis sampai
Presiden dan Wakil Presiden terpilih beserta para ketua partai.
Ehem.... Sok bingitz kan akuuuh???
Dari
yang hampir tiap hari itu aku pilih-pilih sesuai keperluanku saja,
kalau tidak penting banget bagiku atau kalau bukan passion ku, ya aku
milih
kruntelan sama si cantik, princessku, belajar bareng, ke pasar bareng,
siram tanaman bareng, nyapu bareng, ngamati biji yang dia tanam bareng,
ke neneknya
bareng, baca bareng, nemeni dia renang, browsing bareng, atau........dia
do knitting aku hakken. Runtang runtung gitu deh bahasa Londonya.
Melihat kelucuan dan kepinterannya sebuah nikmat tersendiri yang tidak
akan pernah bisa diulang seperti juga masa2 kecil mas2nya yang selalu
mempesonaku.
Haha.....
Hari
ini kami berencana mencari tempat les English, ya setelah menerima
masukanku, usulku, agar dia secara terstruktur belajar bahasa yang dia
suka itu, bukan lagi otodidak seperti selama ini, maka kami setuju akan
ke tempat kursus dekat rumah saja, di dalam kompleks. Meski hanya tempat
kursus biasa bukan LIA atau EF yang ngetop itu, kami rasa cukuplah
sementara ini.....cukup sekian saja kemampuan kantong kami mangsude Karena di dalam kompleks maka aku yang tidak bisa naik
motor ini tentu sangat repot jika harus naik mobil wong deket. Jalan
kaki? Puanaaaassss......si cantik protes. Akhirnya kami memutuskan untuk
naik sepeda saja. Ya, sepeda yang sudah lama istirahat harus kembali
bekerja, antar kami berdua. Ok, karena sudah lama di garasi lalu kami
bawa ke bengkel sepeda untuk dirapikan, diservice, agar nyaman dan aman.
Berangkat ke bengkel kami berdua jalan kaki sambil nuntun sepeda karena
khawatir ban rusak jika kami naiki wong kempes. Sepanjang jalan yang
cukup terik meski masih jam 9 pagi, kami bercanda, ngobrol, membahas
sejarah dan para pahlawan revolusi, sehingga sampailah kami di bengkel sepeda.
Ruang
sempit 1,5 X 2 m itu menawarkan keramahan si ibu montir sepeda kami.
Cekatan, gesit menangani sepeda dua anak kecil yang jongkok dekat
sepedanya. Sambil bekerja ibu itu bertanya keluhanku apa, hehehe kek
dokter ya ? Setelah aku ceritakan aku pamit ke pasar dekat situ sebentar
mau belanja bumbu giling 'ala padang. Hihihi......ketahuan deh rahasia
kehebatanku masak. Pilih2 bumbu segar lalu si uda yg gilingin sampai
princessku nutup muka karena pedes. Kembali ke bengkel, sepedaku sedang
dalam proses. ngobrol ini itu sama montir hebat
itu.....trataaaa......sepeda sudah siap kupakai. Sekrup pengganti yang
lepas sudah memperkuat, gemuk sudah dipakai untuk rantai dan tempat2 yang perlu, mengembalikan posisi
pentil agar lurus dan tidak merusak ban, pompa sekaligus cek semuanya sudah
dilakukan.
"Berapa
semua bu?" tanyaku siap bayar. Agak khawatir sih soale semua mua
diperiksa. Habis berapaaa......Tapi aku tenang aja karena ada selembar
uang warna merah kupegang selain ribuan2 beberapa lembar, masa sih gak
cukup? pikirku H2C....harap2 cemas. Hihihi.....
"Rp 3.000,- bu." jawab ibu itu ramah sambil cekatan menyerahkan sepeda padaku.
Oooooh............... mak
plenggong.......tercekat......speechless......sakiiiiiiiit rasaku di
dada.........untung aku segera bisa menguasai diri, tersenyum semanis
mungkin, memberikan hak ibu montir keren itu, sambil berniat dalam hati
akan service sepedaku lagi di sini rutin (semoga sempat) dan sepeda princessku bergantian entah itu
pompa, nguatin sekrup yang kendor atau apapun untuk memberi pekerjaan
dan berbagi rejeki dengan montir ramah ini.
Sambil
boncengin princess yang berceloteh riang kugowes sepedaku penuh rasa
syukur......ibu montir, terimakasih banyak pelajaran berhargamu hari
ini. Jika dalam kondisimu saja kau lakukan peranmu sebaik itu, ramah,
cekatan, gesit, tidak tamak, tidak menyalahkan orang lain, tidak
menghakimi orang lain, tidak menghujat orang lain, maka apalah aku
ini??? Ketulusanmu menjalankan amanahmu, peranmu, membuatku semangat
untuk mendidik anak2 yang membutuhkanku, yang mungkin saja mempunyai ibu
sehebat dirimu namun tak terbeli seragam dan buku serta ongkos untuk
naik angkot ke sekolah, karena masih terbatasnya jumlah bis sekolah
gratis dan kurangnya sosialisasi. Bismillah......kita jalani peran kita
masing2 ya bu, semampu kita, dengan senyum cantik setulus hati, tanpa
keluhan, tanpa tuntutan, apalagi umpatan, dan gunjingan atas kekurangan
orang lain.
Semangatmu menginspirasiku....... kring......kring......gowes......gowes.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar