- harus bertenggangrasa dengan anggota keluarga lain
- harus bertanggungjawab atas peliharaannya
- harus bertanggungjawab atas dirinya
.
Setelah diskusi dan negosiasi alot, ikan menjadi pilihan terbaik. Gak ngrepoti, apalagi jika ditaruh di kolam di luar rumah. Itupun dipilih yang tidak memerlukan aliran air terus menerus. Hehehe.....ikan kampunglah pilihan kami (pilihanku tepatnya). Mereka memelihara ikan bahkan sejak di rumah kontrakan dengan membuat sendiri kolam semen kecil di depan rumah. Bunga teratai ikut meramaikan kolam itu sekaligus menjadi santapan ikan jika kami pergi menginap.
Marmut kecil alias hamster menjadi piaraan yang berhasil diperjuangkan sulungku dengan janji tanggungjawab penuh atasnya. Duh............akhirnya mati entah diterkam apa karena dia suka keluar dari kandang mungilnya menjelajah rumah bahkan keluar rumah saat aku tidak di rumah. Kalau aku ada...............teriakan geliku akan membuat berlian2ku terbirit2 menyelamatkan hamsternya. Lho?? Yang takut n geli siapa sih nak??? *keki dikalahin ma hamster*
Ramadhan yang baru lalu, mereka kembali mengajukan proposal memelihara hewan selain ikan saat kolam kami bocor. Masya Allah.........mana mungkin aku menolak rayuan maut mereka meski sedikit janji gombal akan merawat binatang piaraan itu tanpa merepotkanku? Dan kuthuk menjadi pilihan kami. Do You know 'kuthuk'? Kuthuk adalah anak ayam. Dalam bahasa Jawa ada perbedaan antara nama binatang dan anaknya.
- anak ayam = kuthuk
- anak sapi = pedhet
- anak jaran (kuda) = belo
- anak gajah = bleduk
- anak kebo = gudel
- dll
4 ekor kuthuk imut nan lucu kemudian menjadi bagian dalam keseharian hidup kami. Pak Min tukang langganan kami pun ikut serta dalam menyiapkan kandang mungil yang dibuat dari bambu2 yang ada di rumah untuk tempat tidur mereka. Setiap pagi dan sore berlian2ku akan gemes melihat bagaimana kuthuk2 mungil itu berdesakan meski kandang mereka masih luas untuk mereka berempat.Berlian2ku juga rajin memberi makan dan minum pada empat kuthuk imut itu. Juga membersihkan kandangnya.
Sekarang, empat kuthuk itu sudah menjadi babon (ayam betina). Dan sayangnya..........berlian2ku mulai malas menengoknya apalagi memberi makan dan minum. Aku akhirnya ketiban sampur lagi. Suatu hari aku curhat ke Princessku yang menemaniku mengurus empat peliharaan kami itu.
"Kenapa sekarang pada males ngurusi ayam2 ini ya? Padahal kan sebelum memutuskan beli Mama sudah minta janji kalian untuk merawatnya?"
'Mamaa................mas-mas gak salah donk!' Wow??? Princessku membela mas2nya? Why??? Tenaaaang banget bicaranya. So wise. Seolah memang mas2nya gak salah blas. Apa pendapat cerdas dia kali ini?
"Kok gak salah sih dek? Kan kalau janji harus ditepati." sanggahku agak sewot meski berusaha sabar dan menerima pendapatnya yang menurutku aneh dan berat sebelah, gak adil, bela mas2nya.....hicks....
'Iya sih Ma..............tapi kan kami dulu janji mau merawat anak ayam. Lha ini bukan lagi anak ayam.'
Gubraaaggggg..........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar