Halaman

Selasa, 16 Maret 2010

Kereta emas sang kusir

Kiriman seorang sahabat; oleh Isa Alamsyah

Saya ingin mengisahkan seorang yang mungkin Anda akan menganggap salah satu orang terbodoh di dunia, namanya sebut saja Pak Dungu. Semua menganggapnya begitu bodoh, dungu, tolol, gokil, dan segala hal yang sepertinya pantas disandangnya. Tapi ia tidak peduli.Bayangkan saja kerjanya setiap hari adalah mengantar orang pergi ke pasar dengan kereta kudanya. Satu orang hanya bayar Rp 2000 sampai Rp 5000. Hasil uang yang dia dapat, hanya cukup untuk makan sehari, dan keesokannya ia mencari penumpang lagi.

Apa yang membuatnya dianggap bodoh? Karena kereta kuda yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau sayur-sayuran adalah kereta kuda yang terbuat dari emas. Harganya mencapai miliaran. Ia menemukannya tidak sengaja di satu perjalanan. Mungkin bekas kereta kuda raja di masa lalu.

Setiap orang menganjurkannya untuk menjual kereta dan memulai bisnis baru, ia mengatakan tidak tahu harus berbisnis apa, karena menjadi kusir adalah pekerjaaannya sejak lama. Ada yang menawarkan kerja sama ia tidak percaya. Ada yang bilang ia bisa membeli puluhan kereta kuda bahkan ratusan bisa didapat, jika ia menjual kereta emasnya, tapi dia bilang ngurus satu kuda
saja susah apalagi banyak kuda.

Ketika ada rampok ingin merebut gerobaknya, ia melawan rampok mati-matian. Pak Dungu tahu gerobaknya dari emas dan berharga mahal, dan ia rela mati-matian menjaga asetnya itu, tapi ia tidak tahu bagaimana menggunakannya, dan memilih untuk menggunakannya dengan cara yang ia tahu. Yaitu menjadi kereta kuda. Sekedar untuk bertahan hidup.

Aset miliarannya digunakan untuk bisnis senilai beberapa puluh ribu sehari. Padahal kusir lain juga berpenghasilan sama dengan modal tidak lebih dari 5 juta.

Tahukah siapa Pak Dungu? Ternyata ia mewakili banyak di antara kita. Ternyata saya di masa lalu adalah Pak Dungu dan semoga tidak lagi di masa depan.

Kita mempunyai akal, hati yang sangat besar kemampuannya. Akan tetapi kita hanya memanfaatkannya untuk hal-hal yang jauh di bawah kemampuan akal. Kita tahu otak kita berharga, kita jaga kepala kita, kita pakai helm, tidak boleh terbentur, tapi tidak menggunakannya secara maksimal.

Kita punya potensi berpenghasilan miliaran tetapi puas dengan gaji beberapa juta saja. Kita punya potensi menjadi orang sukses, tetapi memilih hidup biasa-biasa saja. Saya pernah mengalami masa seperti ini di satu waktu, tapi sekarang saya ingin menggunakan emas yang saya miliki, otak dan jiwa saya untuk sesuatu yang lebih besar.

Bagaimana dengan Anda?

Tidak ada komentar: