Halaman

Minggu, 21 Maret 2010

CINTAKU

Cinta................... cintaku.
Sejak aku memutuskan untuk mencinta, maka aku akan rela melakukan apa saja untuk merawatnya, memupuknya, menjaganya, dan mempertahankannya.
Terlebih ........... cintaku berdasar pada cintaku padaNya.

Cinta............
Aku mau cintaku selalu indah
Aku mau cintaku selalu membahagiakan
Aku mau cintaku adalah cinta sejati, cinta abadi, cinta syurgawi

Cinta............
Takkan pernah aku rela ada yang mengganggunya
Takkan kubiarkan tangan-tangan setan mengotorinya
Takkan kuijinkan siapapun memporak porandakannya

Cinta..............
Jika ada yang coba-coba merusaknya,
Sekuat tenaga aku akan melawannya
Jika ada yang ingin mengganggunya,
Akan aku buat dia kapok meski sekedar mencoba mengulanginya
Jika ada yang akan menghancurkannya,
Niscaya dialah yang akan menjadi berkeping-keping karenanya

Cinta............ bagiku segalanya

Karena cintalah membuat semuanya mungkin
Karena cintalah bumi masih berputar
Karena cintalah rejeki masih mengalir
Karena cintalah matahari masih bersinar
Karena cintalah kehidupan masih bergulir

Cinta................
Segalanya jadi indah karenanya
Hidup dan mati, dunia akhirat, hanya perlu cinta
Mengapa masih ada yang meragukannya?
Pandanglah semua dengan kacamata cinta



Selasa, 16 Maret 2010

Kereta emas sang kusir

Kiriman seorang sahabat; oleh Isa Alamsyah

Saya ingin mengisahkan seorang yang mungkin Anda akan menganggap salah satu orang terbodoh di dunia, namanya sebut saja Pak Dungu. Semua menganggapnya begitu bodoh, dungu, tolol, gokil, dan segala hal yang sepertinya pantas disandangnya. Tapi ia tidak peduli.Bayangkan saja kerjanya setiap hari adalah mengantar orang pergi ke pasar dengan kereta kudanya. Satu orang hanya bayar Rp 2000 sampai Rp 5000. Hasil uang yang dia dapat, hanya cukup untuk makan sehari, dan keesokannya ia mencari penumpang lagi.

Apa yang membuatnya dianggap bodoh? Karena kereta kuda yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau sayur-sayuran adalah kereta kuda yang terbuat dari emas. Harganya mencapai miliaran. Ia menemukannya tidak sengaja di satu perjalanan. Mungkin bekas kereta kuda raja di masa lalu.

Setiap orang menganjurkannya untuk menjual kereta dan memulai bisnis baru, ia mengatakan tidak tahu harus berbisnis apa, karena menjadi kusir adalah pekerjaaannya sejak lama. Ada yang menawarkan kerja sama ia tidak percaya. Ada yang bilang ia bisa membeli puluhan kereta kuda bahkan ratusan bisa didapat, jika ia menjual kereta emasnya, tapi dia bilang ngurus satu kuda
saja susah apalagi banyak kuda.

Ketika ada rampok ingin merebut gerobaknya, ia melawan rampok mati-matian. Pak Dungu tahu gerobaknya dari emas dan berharga mahal, dan ia rela mati-matian menjaga asetnya itu, tapi ia tidak tahu bagaimana menggunakannya, dan memilih untuk menggunakannya dengan cara yang ia tahu. Yaitu menjadi kereta kuda. Sekedar untuk bertahan hidup.

Aset miliarannya digunakan untuk bisnis senilai beberapa puluh ribu sehari. Padahal kusir lain juga berpenghasilan sama dengan modal tidak lebih dari 5 juta.

Tahukah siapa Pak Dungu? Ternyata ia mewakili banyak di antara kita. Ternyata saya di masa lalu adalah Pak Dungu dan semoga tidak lagi di masa depan.

Kita mempunyai akal, hati yang sangat besar kemampuannya. Akan tetapi kita hanya memanfaatkannya untuk hal-hal yang jauh di bawah kemampuan akal. Kita tahu otak kita berharga, kita jaga kepala kita, kita pakai helm, tidak boleh terbentur, tapi tidak menggunakannya secara maksimal.

Kita punya potensi berpenghasilan miliaran tetapi puas dengan gaji beberapa juta saja. Kita punya potensi menjadi orang sukses, tetapi memilih hidup biasa-biasa saja. Saya pernah mengalami masa seperti ini di satu waktu, tapi sekarang saya ingin menggunakan emas yang saya miliki, otak dan jiwa saya untuk sesuatu yang lebih besar.

Bagaimana dengan Anda?

Kamis, 11 Maret 2010

EGOIS......... HARUS !!!

Huh! Egois amat sih jadi orang.
Iih............. amit-amit deh, dasar egois!
Ampuuuun............ najis banget sih tingkahnya, egois!
Jadi orang jangan suka egois dong...........

Dan masih banyak lagi ungkapan tentang egois yang hampir semuanya bernada miring, sumbang, tidak nyaman didengar. E g o i s !!!

Padahal dalam banyak hal, sebenarnya kita memang egois. Bahkan memang harus egois, karena memang sesungguhnya kitalah yang perlu, butuh. Jadi jangan sekali-sekali mengatakan bahwa semua yang kita lakukan untuk orang lain. Apalagi untuk Allah.

Coba pikirkan lagi, apabila kita shalat apakah itu untuk Allah? Sama sekali bukan! Allah tidak membutuhkan shalat kita. Kitalah yang butuh shalat. Demikian juga jika kita berbuat baik, menjaga lidah dan hati, amanah, jujur, puasa, berdzikir, bahkan jika kita menolong orang lain, maka semuanya itu untuk kepentingan dan keuntungan kita. Bukan untuk orang lain apalagi untuk Allah. Karena Allah sama sekali tidak butuh semuanya itu kita lakukan dan tidak rugi jika semua itu kita tinggalkan. Kebesarannya, kekuasaannya, kehebatannya, keagungannya, ketinggiannya, segalanya tidak akan bertambah atau berkurang oleh apa yang kita lakukan atau tidak kita lakukan.

So,
Kenapa kita nggak egois aja? Shalat yg kusyu, rajin, wajib dan sunah, jujur, amanah, tidak menyakiti hati orang lain, bersyukur, bijak dalam bersikap, banyak menolong orang lain, yang semuanya itu sesungguhnya hanya untuk kepentingan kita, keuntungan kita, kebutuhan kita. Jika kita melakukan itu semua karena keegoisan kita, maka jika dikecewakan oleh orang yang kita tolong bukanlah masalah besar dan penting. Terserah orang yang kita tolong mau berterima kasih, cuek, atau bahkan menyakiti kita, itu urusan mereka sendiri, kerugian mereka sendiri. Karena niat dan perbuatan baik kita memang untuk kita sendiri dan sama sekali bukan untuk orang lain. Terserah mereka menanggapi dengan buruk atau malah menyakiti kita. Show must go on...............

Makanya, bagiku.................. egois is a must!!

Jumat, 05 Maret 2010

CINTA SEJATI

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi. Usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit. Istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak. Di sinilah awal cobaan menerpa. Setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran menyuapi dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak2 mereka sudah dewasa dan hanya tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari keempat anak Pak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat. Yang dia inginkan hanya satu, semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata; “Pak kami ingin sekali merawat ibu . Semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak. Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2; ″Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya. Kapan bapak menikmati masa tua bapak? Dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya. ”Anak2ku, Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah. Tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian. Sejenak kerongkongannya tersekat. Kalian yg selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun.

Coba kalian tanya ibu kalian apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaannya sekarang? Kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit?”

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak Suyatno. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2. Di saat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

”Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata. Dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit.”

Hmm............... indah sekali hidup ini jika manusia memandang cinta dengan benar. Bahagianya jika manusia bisa menempatkan skala prioritas dengan benar. Betapa berkahnya dunia jika manusianya tidak mengumbar nafsunya namun kemudian mengatasnamakan nyunah atau ahli menafsirkan ayat.