Halaman

Rabu, 30 Desember 2009

CINTA SEJATI

Ini kiriman seorang sahabat, menyentuh sekali. Semoga menginspirasi.

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya.Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya putuskan untuk melakukannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.

Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Saya sangat terkejut dan berkata, Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi? Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata, Dia memang tidak mengenali saya,tetapi saya masih mengenali dia, kan?

Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan saya masih tetap merinding, Cinta kasih seperti itulah yang saya mau dalam hidupku.Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi,yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Bagi saya pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan mereka dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki .

Selasa, 29 Desember 2009

HARI IBU

22 Desember 2009.

Baru hari ini aku bisa menulis tentang hari ibu. Terus terang aku bingung mau menulis apa di saat hari ibu lalu. Karena aku seorang ibu. Bagiku, setiap hari adalah hari ibu. Karena setiap hari aku menjalani hariku sebagai seorang ibu, seorang pencetak generasi, seorang arsitek sekaligus pelaksana proyek masa depan sebuah bangsa.

Hari ibu, yang sekarang ini banyak dimaknai dengan sangat dangkal, dengan 'memanjakan' setiap ibu baik itu dengan hadiah ataupun 'pelayanan' bagaikan ratu. Sungguh, bagiku hari ibu tidaklah sekedar seperti itu. Aku sangat ingin hari ibu menjadi tonggak sejarah kembalinya penghargaan yang layak bagi profesi IBU, sebagai pencetak generasi, penentu masa depan bangsa.

Aku miris dan sedih dengan keadaan sekarang ini.
Di satu sisi, perempuan yang notabene adalah seorang ibu maupun calon ibu 'seolah' sudah sangat hebat karena mereka sudah bisa berkiprah bersama kaum laki-laki di ranah 'luar rumah', sebagai pegawai maupun profesional, yang intinya ikut dalam kancah berkarya, eksistensi diri, dan menghasilkan uang. Dan untuk itu, kaum ibu harus mengesampingkan tugas mulia, amanah terhormat, eksistensi tiada akhir, dan profesi dengan bayaran tertinggi sebagai pencetak generasi.
Di sisi lain, profesi dan tugas mulia ini sudah mengalami degradasi yang sangat tajam, seolah untuk melakukan penyiapan generasi ini hanyalah tugas remeh, mudah, dan gampang sehingga bisa dilakukan hanya dengan sisa waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan seorang ibu saja setelah mereka melaksanakan tugas yang mereka utamakan (terbukti dengan keseriusan mereka meraih dan mempertahankannya) bekerja, berkarir, sementara untuk penyiapan generasi mereka serahkan kepada pembantu, baby sitter, TV, dan guru di sekolah. Selebihnya.......... hanya sisa-sisa yang mereka berikan untuk tugas penyiapan generasi.

Salahkah mereka? Hmm.......... kasihan kalau harus disalahkan. Karena kondisinya seolah memaksa mereka melakukan hal itu. Masyarakat menganut paham yang berbeda dengan yang aku yakini dan lakukan. Bahkan kaum laki-laki, suami mereka sendiri, tidak menghargai apalagi memfasilitasi peran mulia istrinya sebagai pencetak generasi, penentu masa depan bangsa. Bahkan mereka, para suami, masih banyak yang membuat istrinya merasa 'tidak aman' sehingga mereka merasa harus mempunyai 'pegangan' kalau-kalau terjadi sesuatu yang membuat mereka harus mandiri secara ekonomi. Pergaulan yang serba permissiv, nilai-nilai yang tidak lagi mengacu kepada kebenaran hakiki, serta sosial masyarakat yang tidak lagi peduli dengan kesantunan moral yang tinggi, membuat kondisi semakin rumit.

Lebih parah lagi.................. kami, kaum wanita, para ibu, pencetak generasi, penentu masa depan bangsa ini, dituntut untuk menjadi 'wonder woman' bisa berperan ganda, bisa hebat menjadi ibu pencetak generasi sekaligus berkarir sebagai pegawai. Astaghfirullaah............... dzalim sekali mereka itu. Tugas sebagai ibu saja sudah sangat berat dan kompleks. Sungguh tidak mungkin peran ganda sanggup dilakukan dengan 'gemilang'. Dan biasanya yg 'dianggap' gemilang hanyalah seorang wanita yang karirnya sebagai pegawai hebat, dan anak-anaknya berprestasi. Masya Allah............. cukupkah anak-anak berprestasi sebagai tolok ukur? Sedangkal itukah cara berfikir kita?

Hhhh................. bagiku, ibu haruslah dikembalikan pada peran utamanya, peran mulia, peran hebatnya, sebagai ibu, sebagai pencetak generasi, sebagai penentu masa depan bangsa, sebagai tiang agama dan bangsa. Seiring dengan itu, penghargaan, cinta, dan segenap rasa 'aman' dan nyaman haruslah diberikan oleh para suami, agar seorang ibu bisa dengan penuh dedikasi berbahagia melakukan tugas mulianya menyiapkan masa depan bangsa ini.

Semoga suatu hari nanti hari ibu benar-benar pantas disebut sebagai hari ibu.
Semoga suatu hari nanti semua ibu bangga dengan tugas mulia dan penuh semangat dedikasi tinggi menyiapkan masa depan bangsa ini, sehingga kejayaan bangsa segera tercapai.
Semoga suatu hari nanti ........... semua ibu, calon ibu, perempuan benar-benar "BERDAYA".

Selamat hari ibu......................

Rabu, 16 Desember 2009

PRINCESSKU MAKAN NASI + KRUPUK MISKIN ???

Haiiii................. apa kabar??? Sibuk ya? Santai sejenak yuks, baca ceritaku...............

Terkadang berlianku hanya mau makan nasi dan krupuk aja. Krupuk 'miskin', kata berlian sulungku. Itu lho, krupuk yang warnanya putih bentuknya bulat-bulat melingkar-lingkar dengan lubang-lubang kecil. Entah kenapa berlianku bilang kalau namanya krupuk miskin. Apa karena harganya murah, atau karena miskin akan gizi mengingat hanya aci dan perasa? Hahaha.......... entahlah, dasar berlianku.

Kalau aku sih............... nggak papa kok mereka kadang hanya mau makan nasi berdua krupuk aja. Iiiihhh............ tega amat sih Bu. Ntar anaknya kurang gizi lho. Dasar pelit! Tapi kok anaknya badannya bagus-bagus, sehat, dan pinter ya???

Dll...........dll........... komentar yang hampir semuanya bernada sumbang alias tidak menyetujui sikapku yang membiarkan berlianku makan seperti itu. Namun juga keheranan mereka jika melihat anak-anakku. Untung ajah aku tuh sabar, nggak pemarah, atau gampang tersinggung.

Belum lama ini, Princess cantikku juga gitu. Hanya mau makan nasi putih plus krupuk miskin. Waaa................. dasar!

"Mamaa................ adek mau ma'em pakai krupuk aja ya, boleh donk......... pliiiiiissssssss."

Begitu dia merayuku sambil memperlihatkan muka cantiknya dengan mata berkedip-kedip lucu. Aku............... ya mana tahan dengan rayuan mautnya itu???

"Ok. Mama temani yuks. Kita makan sepiring berdua ya. Habis itu kita makan martabak dan puding yang tadi Mama buat, mau gak? Kayaknya sih asyik lho. Nasi putih sama krupuk, habis itu martabak telur, puding buah, yang kita bikin bareng. Pastinya mak nyuuuus donk, kan bikinan kita. Ayooo......... sikaaaat..............."

Begitu aku menanggapi usulnya dengan menambahkan 'banyak' usulku. Hehehe.............. masa kalah sama anaknya. Kelihatannya aku setuju dengan idenya, padahal aku juga memasukkan ideku. Martabak, ada protein dari telur dan daging, juga kalsium karena aku kasih parutan keju di dalamnya. Puding, ada susu dan buah segar yang aku campurkan saat mencetak pudingnya. So, saat puding mengeras ada hiasan buah yang menggoda selera berlianku. Walhasil............. Princessku sudah makan dengan gizi lengkap, bukan?

Dan salah satu kecuranganku adalah................. kami makan bareng! Dengan begitu, aku bisa makan krupuk lebih banyak dari dia, dan dia makan makanan sehat lebih banyak karena aku arahkan agar begitu. Horeeee...................... bisa 'memaksa' dia makan sehat tanpa memaksa, bahkan dia menyambut gembira.

Nah, jangan marah ya, kalau anak ingin sesuatu yang kelihatannya gak baik. Siasati ajah! Coba pikirkan, kita juga sering ingin makan makanan 'sampah', bukan? Kenapa anak kita dilarang-larang? Nggak fair donk...................... Jadi ortu jangan egois ah! Ntar ditiru anaknya lho........

Hmm.............. tanpa kita sadari, sebagai orangtua, kita tidak mau menyelami perasaan anak kita sendiri. Mereka harus melakukan segala hal yang ideal, yang sempurna, sama sekali tidak boleh salah atau sedikit 'bersenang-senang' melakukan hal tidak baik yang masih bisa kita siasati agar jadi baik. Nah lo! Bingung kan???

Rabu, 09 Desember 2009

ANTI KORUPSI ???

Hari ini, semua orang teriak anti korupsi
Bahkan yang sejatinya ahli korupsi
Ups...... maaf, bisa jadi akulah yang salah dalam memaknai

Mungkin aku dulu salah lihat
Saat si A menyerahkan uang suap agar kedudukan makin hebat
Mungkin juga aku salah dengar
Saat si B meminta uang agar urusan orang dia perlancar
Mungkin aku salah membaca
Laporan yang direkayasa
Oleh si C yang menjanjikan penyelesaian perkara

Atau............
Mungkin juga aku salah persepsi
Saat si D ngakali lembar absensi
Mungkin aku salah mengerti
Manakala si E menyerahkan uang upeti
Karena ternyata mereka semua sekarang teriak, anti korupsi!

Apakah mereka benar-benar anti korupsi?
Karena sekarang mereka seolah berprestasi
Naik jabatan dengan lancar bahkan seolah akselerasi
Padahal sering memanipulasi
Mengakui karya orang lain yang akan dia adopsi
Seolah dialah yang berprestasi

Meski sebenarnya ada orang lain yang lebih berpotensi
Namun ................ dia terpaksa harus bersabar dan tetap menjaga dedikasi
Berbagai kesempatan sudah dirampas tanpa permisi
Oleh mereka yang sering teriak anti korupsi

Anti korupsi
Apa sih anti korupsi?
Hanya jargon dan teriakan tanpa arti?
Atau karena kesempatan sudah terkebiri?
Sehingga mereka bisa lantang teriak anti korupsi
Tanpa menyisakan tempat bagi si jujur sejati

Anak-anakku
Berlian indahku
Harapan bangsaku
Semoga hanya harta halal yang mengalir ke tubuhmu
Hanya kebaikan yang membasuhmu
Hanya kebersihan yang kau terima dalam asuhanku

Tidak perlu kalian meniru
Segala hal yang keliru
Meski itu sudah menjadi perilaku
Kebanyakan orang di sekelilingmu

Jadilah kau 'imun', yang pandai menjaga dirimu meski tempatnya rawan
Jangan hanya menjadi orang yang 'steril', yang hanya bisa terjaga di tempat aman

Aku akan selalu menjagamu
Aku akan selalu menemanimu
Aku akan selalu mendampingimu
Dalam setiap tarikan nafas ada do'aku
Semoga Allah selalu membimbingmu
Sehingga jika nanti kau kembali kepada pemilikmu
Dengan segala kebaikan dan kebersihan hatimu
Juga perilaku indahmu
Yang selalu menghiasi langkahmu
Hingga akhir hayatmu