"Pokoknya....Vania itu temanku! titik!!!"
Pernah terdengar teriakan salah satu teman Vania penuh emosi dari sebuah ruang belajar.
Tentu sudah banyak yang tahu bahwa
peincessku adalah homeschooler, pesekolah rumah, sekolahnya di rumah.
Memang sering orang menanyakan bagaimana dengan sosialisasinya,
kemampuan bertemannya, kemampuan bersaingnya, kemampuan kompetisi dan
termasuk bagaimana dia bekerjasama mengingat dia bersekolah rumah.
Hhhh........aku biasanya kalau lagi males jelasin hanya menjawab bahwa
anakku bersekolah rumah, sekolahnya di rumah dan bukan dibekep di rumah.
Hehehe.......
Nah
ceritaku ini mungkun bisa menjawab berbagai pertanyaan teman-teman
tentang hal tersebut. Bagaimanakah kemampuan sosialisasi princess
cantikku itu.
Sudah
sebulan dua bulan ini princessku mulai mau menerima tawaranku untuk
menambah kegiatan belajarnya dengan mengikuti beberapa tempat untuk
pelajaran tambahan, dimana di sana tergabung banyak anak dari berbagai
sekolah formal. Hanya princessku yang homeschool.
Awalnya.......hahaha.....dia seperti di bully gitu deh, verbal sih,
dibilang anak gak sekolah, bisa apa emang, dll dll yang tadinya kupikir
bakal membuatnya jadi males atau malah membuatnya marah bahkan nangis.
Sadis tauuuu anak-anak sekarang kalau ngebully temannya. Kok bisa ya
mereka pinter keluarin kata-kata yang menjatuhkan mental anak lain? Apa
karena contoh dari orang dewasa seperti itu? Ah.....entahlah. Di luar
dugaan orang, kalau aku sih sudah menduga karena kan ada
gurunyaaa....... hahaha.......si cantikku menanggapinya dengan santai,
kalem, sesekali dia kick dengan perbuatan, bukti prestasi, atau
kata-kata balasan yang menohok.
Dengan
berjalannya waktu, gak lama sih sebenarnya, semua teman barunya
menerima bahkan sangat senang dengan kehadiran princessku. Dia selalu
jadi rebutan, bahkan selalu diangkat jadi ketua, jadi pemimpin, meskipun
dia belum datang atau sedang ke luar ruangan, maka saat dia masuk
ruangan tahu-tahu sudah harus memimpin teman-temannya. Jika ada game
atau kompetisi, tentu saja teman-temannya akan berebut menjadi teman
satu tim dengan Vania. Sehingga instruktur (guru)nya yang kemudian
menetapkan Vania masuk tim mana. Biasanya dia akan dipasangkan dengan
anak yang dianggap paling lemah di kelas itu.
Gimana rasanya disatukan dengan teman terlemah dek? Tanyaku curious.
Awalnya
gak suka dan gemes karena aku harus ekstra berusaha Ma. Tapi adek ingat
kata-kata Mama, bahwa setiap anak punya kelebihan. Jadi adek yakin
teman terlemah juga punya kelebihan. Ya sudah adek bagi-bagi tugas
sesuai kelebihan masing-masing. Termasuk yang bisa dibilang gak bisa
apa-apa (qiqiqiq.....dia cekikikan geli sendiri) adek kasih dia tugas
membantu teman-teman yang lain, misal ambilkan alat tulis yang terjatuh
saat kami heboh. Lha kan itu penting Ma, kami bisa kalah hanya gara-gara
penghapus nggelinding telat diambil. Aku bilang ke teman-teman satu
timku kalau semua tugas penting, tidak boleh ada yang merasa paling
hebat atau ngejek teman yang mempunyai tugas yang mereka anggap gampang.
Dan.....di bawah kepemimpinannya itu, dengan selalu ada anggota tim yang dianggap terlemah, tetap saja timnya itu akan menang. Ya, dia selalu diangkat menjadi pemimpin, dan tim yang dia pimpin selalu menang. Apakah aku mendidiknya untuk bersaing? Kompetisi? Mm........TIDAK!! Aku mendidiknya untuk berteman, membantu orang lain, memberi contoh, selalu memperbaiki dan meningkatkan potensi diri. Lalu ada yang protes.....Dew.....gila loe, ntar anakmu gak bisa bersaing di jamannya dia yang pasti sangat kompetitif!!! Hehehe.......masa sih?
Pendapat Anda? Apakah Princess perlu diragukan kemampuan sosialisasinya??? Apakah didikanku yang bukan menanamkan agar anak bersaing, bukan berusaha mengalahkan temannya itu salah? Kataku sih tidak! Aku lebih suka princessku, berlian-berlianku mengedepankan bersatu, berteman, saling bantu saling dukung dan bukan bersaing apalagi saling menjatuhkan.
Menjatuhkan orang lain untuk naik, artinya kita menyadari bahwa orang lain tersebut memang lebih tinggi dari kita. menjelekkan orang lain agar kita kelihatan baik, artinya kita sadar bahwa orang lain tersebut memang lebih baik dari kita. Maka jika memang kita atau pilihan kita yang terbaik maka kitalah yang akan menang, tidak perlu berusaha menjatuhkan atau mencari kejelekan orang lain, apalagi memfitnah.
Menjatuhkan orang lain untuk naik, artinya kita menyadari bahwa orang lain tersebut memang lebih tinggi dari kita. menjelekkan orang lain agar kita kelihatan baik, artinya kita sadar bahwa orang lain tersebut memang lebih baik dari kita. Maka jika memang kita atau pilihan kita yang terbaik maka kitalah yang akan menang, tidak perlu berusaha menjatuhkan atau mencari kejelekan orang lain, apalagi memfitnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar