Halaman

Jumat, 09 Agustus 2013

DIAJENG.........



Ini cerita saat princessku masih basata, bawah satu tahun. Hehehe.....
Dua bulan yang lalu, bayiku yang masih berumur 9 bulan sering mengeluarkan suara yang sangat familiar di telinga kami (aku, suami, dan anak-anak). Mulanya kami tidak terlalu memperhatikan. Namun lama kelamaan makin nyata terlebih saat bayiku itu menangis atau merajuk.

“Dieejeeeeng..........” begitu kata yang dia ucapkan. Kami sekelurga sontak tertawa bersama saat kami akhirnya beramai-ramai memperhatikan dengan seksama apa yang sebenarnya dia ucapkan.

He he he. Mengapa kami tertawa? Ya, karena DIAJENG itu adalah panggilan dari suamiku kepadaku yang merupakan bahasa Jawa yang artinya “adinda”. Suamiku tidak menyangka baby cantik kami sudah mulai bicara di umur 9 bulan. Jadi dia masih memanggil aku “diajeng” karena anak kami yang lain sudah besar dan faham untuk tidak meniru bagaimana papanya memanggil mamanya.

Sejak itu, suamiku memanggil aku “Mama”.lagi setelah berlian-berlian kami mulai besar dan mengerti jikapanggilan ayahnya ke aku tidak harus mereka tiru. Sekarang, Vania mungil kami yang berumur 11 bulan memanggil aku “Mama”. Sambil berjalan ala “drunken master” dia akan teriak “Mama...............Mama............” he he he. That’s our pretty baby.
*****

Itu cerita lamaku. Sekarang princess cantikku sudah 6 tahun, ayahnya tidak perlu lagi memanggilku ‘mama’ agar dia mengikuti. Kembalilah panggilanku oleh pacar tercintaku itu ‘diajeng’. Uhuy.....

Ramadhan ini adik-adik yang tinggal di lain benua pulang. Namun karena dia belum bisa cuti, maka suami dan anak-anaknya duluan ke sini. Hmm....lumayanlah sebulan aku mendapat kesempatan ngurusi krucil-krucil lagi, mereka berlian-berlian indahku juga, ponakanku. Yang terkecil baru nyaris dua tahun usianya. Dia belum jelas berbicara, cenderung masih seperti bergumam, ngegrundel, atau marah. Haha....mungkin karena dia bingung mau bicara bahasa apa, secara bahasa yang dia dengar sehari-hari beragam. Bahasa Indonesia adalah bahasa ibunya, bahasa Perancis adalah bahasa di mana dia tinggal, dan bahasa Arab adalah bahasa asli ayahnya dan keluarga besar ayahnya.

Nah.....selama di rumahku, dia suka banget memanggilku ‘mama’ dan memanggil suamiku ‘papa’ mengikuti mas-mas dan kakaknya, berlian2ku itu tentunya. Ngotot banget dia tidak mau memanggilku ‘budhe’ dan memanggil suamiku ‘pakdhe’ seperti abang dan kakak kandungnya yang sudah usia 8 dan 10 tahun dan sudah mengerti kedudukan mereka. Ya sudahlah tidak mengapa. Bagiku tetap saja dia lucu menggemaskan. Sama seperti berlian2ku saat kecil, dia suka banget menguntitku ke manapun aku jalan sehingga aku harus hati2 khawatir menabraknya jika aku terburu-buru. Alhamdulillah.....jika pakdhenya di rumah, dia akan juga menguntit pakdhenya.

Suatu hari saat sedang menguntit pakdhenya dia tiba2 merubah haluan, ke arah kamarku. Entahlah, mungkin dia menyadari ketidak hadiranku di ruangan. Karena kamar tertutup, dia marah dan teriak-teriak mencariku. “Diajeeeng................”

Guuubraaaaaag...................kapan dia denger ya???

Tidak ada komentar: