Ini cerita saat princessku masih basata, bawah satu tahun. Hehehe.....
Dua bulan yang lalu, bayiku yang masih berumur 9 bulan sering
mengeluarkan suara yang sangat familiar di telinga kami (aku, suami, dan
anak-anak). Mulanya kami tidak terlalu memperhatikan. Namun lama kelamaan makin
nyata terlebih saat bayiku itu menangis atau merajuk.
“Dieejeeeeng..........” begitu kata yang dia ucapkan. Kami sekelurga
sontak tertawa bersama saat kami akhirnya beramai-ramai memperhatikan dengan
seksama apa yang sebenarnya dia ucapkan.
He he he. Mengapa kami tertawa? Ya, karena DIAJENG itu adalah
panggilan dari suamiku kepadaku yang merupakan bahasa Jawa yang artinya
“adinda”. Suamiku tidak menyangka baby cantik kami sudah mulai bicara di umur 9
bulan. Jadi dia masih memanggil aku “diajeng” karena anak kami yang lain sudah
besar dan faham untuk tidak meniru bagaimana papanya memanggil mamanya.
Sejak itu, suamiku memanggil aku “Mama”.lagi setelah berlian-berlian kami mulai besar dan
mengerti jikapanggilan ayahnya ke aku tidak harus mereka tiru. Sekarang, Vania mungil kami yang berumur 11 bulan memanggil aku
“Mama”. Sambil berjalan ala “drunken master” dia akan teriak “Mama...............Mama............”
he he he. That’s our pretty baby.
*****
Itu cerita lamaku. Sekarang princess cantikku
sudah 6 tahun, ayahnya tidak perlu lagi memanggilku ‘mama’ agar dia mengikuti.
Kembalilah panggilanku oleh pacar tercintaku itu ‘diajeng’. Uhuy.....
Ramadhan ini adik-adik yang tinggal di lain benua pulang.
Namun karena dia belum bisa cuti, maka suami dan anak-anaknya duluan ke sini.
Hmm....lumayanlah sebulan aku mendapat kesempatan ngurusi krucil-krucil lagi,
mereka berlian-berlian indahku juga, ponakanku. Yang terkecil baru nyaris dua tahun
usianya. Dia belum jelas berbicara, cenderung masih seperti bergumam, ngegrundel, atau marah.
Haha....mungkin karena dia bingung mau bicara bahasa apa, secara bahasa yang
dia dengar sehari-hari beragam. Bahasa Indonesia adalah bahasa ibunya, bahasa Perancis
adalah bahasa di mana dia tinggal, dan bahasa Arab adalah bahasa asli ayahnya
dan keluarga besar ayahnya.
Nah.....selama di rumahku, dia suka banget
memanggilku ‘mama’ dan memanggil suamiku ‘papa’ mengikuti mas-mas dan kakaknya,
berlian2ku itu tentunya. Ngotot banget dia tidak mau memanggilku ‘budhe’ dan
memanggil suamiku ‘pakdhe’ seperti abang dan kakak kandungnya yang sudah
usia 8 dan 10 tahun dan sudah mengerti kedudukan mereka. Ya sudahlah tidak mengapa. Bagiku tetap saja dia
lucu menggemaskan. Sama seperti berlian2ku saat kecil, dia suka banget
menguntitku ke manapun aku jalan sehingga aku harus hati2 khawatir menabraknya
jika aku terburu-buru. Alhamdulillah.....jika pakdhenya di rumah, dia akan juga
menguntit pakdhenya.
Suatu hari saat sedang menguntit pakdhenya dia
tiba2 merubah haluan, ke arah kamarku. Entahlah, mungkin dia menyadari ketidak
hadiranku di ruangan. Karena kamar tertutup, dia marah dan teriak-teriak
mencariku. “Diajeeeng................”
Guuubraaaaaag...................kapan dia denger
ya???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar