Halaman

Senin, 08 Juli 2013

Mendidik Pemuda

Assalamu'alaikum.....pagiiii semuaaa......ini tulisan beberapa bulan lalu, saat aku nengok gantengku.

Setelah mondar mandir akhirnya aku nengok studio mungil tempat si gantengku tinggal lagi sebelum nanti bakal kutinggalin lagi jika aku harus ke 'tetangga' tuk ngurus keperluan lain yg juga menjadi bagian dari tugasku kemari. Eiffel.....I'm coming.......eh, aku mungkin gak nengokmu karena aku akan ke kota lain yg deketan pengrajin jam, maaf ya......keknya gak sempet ke Paris deh. C u next time kalo ku ke sini lagi, n moga bisa sama si ganteng pacarku itu. Kan jd Eiffel I'm in love......again. Haha....miss u cintaku...

Kemarin, setelah main bola, acara mingguannya, dia ngabari kalau teman2nya akan ke rumah dan minta jatah kumasakin makanan Indonesia. Gubrag deh, ya sudahlah apa yang ada di kulkas mininya kuoptimalkan karena memang gak siap. Mana pada menit terakhir sebelum pulang dia melaporkan adanya lonjakan peserta. Weeeks...... Terpaksa masak ronde kedua saat mereka sdh makan, maknyak masak lagi. Daaaan.......ludes lagi. Enak apa laper yak?

Eh.....aku bukan mau sombong bisa masak ya, itu kekhilafan mereka aja kalo bilang masakanku enak. Aku mau cerita hal yang menurutku menarik. Dari beberapa teman berlianku itu ada satu yang anak sini, WN sini, bule gitu, usianya sudah hampir 30 th tapi masih seangkatan sama berlianku kuliahnya. Lho?? Ya emang. Setelah brol ngobrol, dia ternyata tinggal sendiri, terpisah dari ortunya meski masih sekota, sejak usia 19 th. Why? Kutanya donk......eh dia yang malah heran kenapa anak Indonesia sampai tua bahkan ada yang sudah nikah aja masih tinggal di rumah orangtuanya. Kok gak malu ya? Manja manja anak Indonesia itu. Gitu pendapat dia. Hahaha.........

Lalu kutanya lagi ah, waktu keluar rumah orangtuanya, bagaimana kamu menghidupi diri? Apa masih minta dari ortu? Wuidiiih........ya tidaklah yaow......gitu kira2 jawaban dia. Di sini anak lulus SMA biasa ambil sertifikat untuk bisa kerja. Ada semacam pelatihannya, sekolah, dapat sertifikat. Karena hampir semua kerjaan harus pake sertifikat. Lalu......setelah beberapa th mereka ada yg kuliah lagi seperti temen anakku ini atau ya gak kuliah, kerja aja terus. Dan uni di sini negri sekalipun seperti tempat berlianku kuliah, masih menerima warganya yg lulusan sma tahun berapapun untuk kuliah. Asal lulus testnya. Lha di kelas anakku aja ada yg sudah usia 39 yg dipanggil Oom sama berlianku. Malah yang baru lulus SMA kek berlianku cuma ada 4, salah satunya dari Indonesia donk.......si ganteng. Hallah.....

Makanya yang kuliah biasanya ya serius belajar dan tahu apa tujuannya kuliah. Bukan sekedar ngelanjutin sekolah setelah sma, yang mana terkadang jurusan aja masih bingung ga jelas, belajar belum tentu biar pahan, cuma ngincer IP tinggi, lalu ijazah jadi bekal cari kerja sedapetnya mau sesuai jurusan atau tidak sikat bleh yang penting gaji ok, malah tidak sedikit yang ngincer jadi PNS katanya (kata siapaaaa) kerja ringan, sulit dipecat, mapan, dll ehem....bisa korupsi paling tidak korupsi waktu(kata siapaa lagiiiii), yang sayangnya sedikit yang niatnya pengabdian melayani masyarakat. Hehehe......tapi bukan iSTANers kali ya yg begitu?!

Aku jadi mikir, kenapa ya di Indonesia untuk kuliah di PTN harus fresh graduate paling lama 2-3 th? Kenapa kita ga memberi kesempatan anak2 lulus sma untuk belajar kerja lalu setelah dia yakin akan menggeluti bidang apa dan mempelajarinya lebih dalam dia diberi kesempatan kuliah di PTN? Kenapa ya, kita kurang menghargai passion seseorang? Misalnya dia sukaaaa banget melayani dalam hal kebersihan, lalu seorang anak memilih jadi petugas kebersihan alias tukang sampah. Kira2 apa kata oratunya? Apalagi kalau ortumya (merasa) kaya, pinter, terpandang, dll. Lha di sini aku ketemu anak seorang dosen dan kebetulan keluarganya cukup kaya, yang memilih setelah lulus sma ikut pelatihan dan kerjanya jadi semacam penjaga malam di asrama. Dia memilih tidak kuliah. Dan ortunya biasa2 aja, sama sekali tidak keberatan karena mereka tahu itu passion anaknya. Dan si anak menikmati banget kerjaannya sehingga dia bekerja dengan sangat baik.

Waaaaaaa...........itu sebagian dari mimpiku. Setiap anak di Indonesia nantinya akan bisa melakukan pekerjaan sesuai passionnya sehingga dia bekerja dengan hati. Tapi.........dengan jaminan bahwa negara menjamin kehidupan setiap warganya. Dan bukan malah memacu rakyat untuk ambisi kaya dengan alasan menaikkan apaan?? Tau deh, rakyat kecil kek aku emang ga ngerti jalan pikiran pejabat. Puanjaaang kalau aku uraikan mimpiku di sini dan pasti akan membosankan!

Pokoke........*dream* Bismillah.......kabulkan ya Allah.......aaamiiiin.......

Gitu ceritaku pagi ini sambil menikmati secangkir jahe anget di suhu yang tdk terlalu dingin untuk winter, 6 dercel. Serti biasa, yang tidak berkenan delet aja, eh........lagi2 kalo terlanjur baca lupakan aja pernah baca. Lupa........*hipnotis style*

Terima kasih yg berkenan baca, mohon maaf jika ada salah kata.

Salam Indonesia jaya di masa depan,

Wassalam,

Tidak ada komentar: