Perjalanan sendirian sejak dari Jakarta sebulan lalu membuatku terharu, mengingat si gantengku dulu melakukannya juga. Kebayang ga sih anak usia 18 th pergi sendirian melintasi samodra luas ke tempat yg sama sekali asing, menuju tempatnya menempa diri. Dan itu adalah pertama kalinya dia ke sini, hanya berbekal dokumen dan sedikit info dari kami yg ga ngerti2 amat ttg Jerman. Dan dia bener2 sendirian lho, ga ada teman, hanya org2 yg seperjalanan yg tdk dikenalnya. Berani ya gantengku itu? Uhuk......pujian emak2.
Beruntung, Allah selalu menjaganya. Dia selalu mengirimkan 'malaikat' pengganti untuk menjaga berlianNya itu jika aku sebagai malaikat abadinya tidak bisa menunaikan tugas mengemban amanah secara langsung karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Di pesawat dia bersebelahan dg bapak2 yg asli jerman dan beliau sangat baik mengantar berlianku hingga stasiun dan menunggunya naik kereta ke kota tujuannya. Lalu dia hrs mencari sendiri asrama dan sekolahnya hanya berbekal alamat. Blind!! Disambut winter pula di -25 dercel wkt itu.
Uhum.....tp aku bukan mau cerita itu, pasti pd bosen.
Saat rehat, berlianku ngampus, aku ginakan utk jalan lihat2 kota. Maklum, aku kan ndeso..... Di mana2 selama masih public service lumayanlah mereka ngerti bahasa yg kupake. Jd meski kemampuan bahasaku pas2an, masih bisalah komunikasi dg mereka.
Suatu hari aku jalan sendirian, dan aku tertarik dg sebuah buku anak2 serta langsung signal emak2nya nyala, tuing tuing....... Kubelilah itu buku utk princessku. Karena emang itu hanya toko kecil biasa, ternyata penjualnya ga ada yg bisa bhs lain selain bhs setempat. Sudah kucoba berbagai bahasa sini yg aku tahu meski ala kadar, tetep belio ga ngerti kecuali bahasa dia yg notabene aku ga ngarti!
Hm.......kami saling senyum, Alhamdulillah masih menguasai bahasa universal itu......senyum maniiissss..... N lalu karena semua kemampuan bahasaku sdh habis ga da lagi stok dan dia hanya bisa bahasa dia yg kebetulan aku blass ga ngerti, maka dengan ramah aku pake aja Bahasa Indonesia!! Toh sama aja dia ga ngerti...,., hihihi..... tapi komunikasi tetep lancar, buku jd kubeli, kubayar sesuai harga, dan kututup transaksi dg....."terima kasih banyak ya......." Dan diapun tersenyum dengan jawaban bahasa dia.
Hehehe......hidup Bahasa Indonesia!!!
Salam bahasa senyum,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar