Halaman

Jumat, 10 Februari 2012

Gak Perlu Dengerin Khotbah Jum'at

by: Dewi
Shalat berjama'ah di masjid sudah menjadi kebiasaan berlian-berlianku, termasuk shalat Jum'at. Bahkan Princess kecil pun tidak mau ketinggalan ikut mas-masnya memakmurkan masjid jika mas-masnya sedang libur, baik shalat lima waktu maupun shalat Jum'at. Hahaha........dia selalu antusias dan maksa ikut, sementara mas-masnya menikmati saja mengajak si kecil cantik adik mereka itu. Hm.m....aku teringat tingkah mereka saat kecil, pendapat polos mereka, kejelian analisa mereka, sekaligus ide-ide bandel lucunya. Ini percakapan kami saat berlian keduaku masih SD.

"Ma, aku boleh nggak datengnya setelah mau shalat dimualai?" tanya berlianku yang hendak berangkat Jum'at waktu itu.

"Maksudnya?" tanyaku keheranan dengan ketumbenannya itu. 

"Ya.....nanti setelah khotbah selesai aja berangkatnya." jawabnya kalem.

" Lho.....kan mendengarkan khotbah itu termasuk rukunnya shalat Jum'at mas." masih keheranan aku dengan tingkah anehnya.

"Iya.....aku tahu. Tapi aku merasa nggak perlu lagi dengerin khotbahnya." yakin sekali dia menjawab.

"Kok??? Bagaimana sayang mama bisa merasa begitu? Jangan sombong donk cinta................." kesel juga aku dibuatnya. Tapi tetep penasaran. Biasanya dia rajin sekali datang awal karena mencari lokasi duduk ternyaman di masjid. Hahaha......dia sejak kecil selalu mau di shaf pertama atau kedua. VVIP katanya.

"Bukan sombong ma......masalahnya isi khotbahnya itu-itu aja. Aku sudah tahu yang diomongin itu soalnya aku sudah pernah, beberapa kali, bahkan ada yang sudah sering aku denger." dia menjelaskan dengan serius.

"Ya meski kayak gitu, tetep aja harus didengarkan. Namanya juga rukun, berarti kan satu kesatuan dengan shalat Jum'atnya." hehehe.........aku maklum namun tetep ngotot.

"Iya ma.....aku dengerin makanya tahu isinya itu-itu aja." dia gak mau kalah.
"Tapi mas, memang mas sering dengar isi khotbah itu dari mana? Kok sering? Emang guru di sekolah suka nasihatin sampai kayak khotbah gitu?" aku tetep curious.
"Gak sih, guru di sekolah sih biasa aja. Datar-datar aja yang mereka tahu. Kalau yang biasa aku denger tuh jauh lebih lengkap malah dibanding dari guru atau khotbah Jum'at. Makanya aku sudah tahu semua isi khotbah." 
Hmmm...........aku kok makin ingin tahu.

"Emang mas tahu dari siapa? Yang nasihatin atau ngasih tahu melebihi khotbah Jum'at siapa?" gemeeeeessss ingin tahu.

"Lho.........kan dari Mama. Tadi ada khotbahnya tentang bla...bla...bla......(dia ceritain isi khotbah). Kan aku sudah tahu itu semua dari mama." santai banget dia jawabnya.

Gubraaaaaggggg...........................tuing.....tuing.......masa iya sih?

"Mama terlalu cerewet ya? Ngebosenin?" H2C alias harap2 cemas aku menunggu reaksinya sambil siap-siap introspeksi diri.

"Gak cerewet sih, gak bosen juga. Orang mama bener kok yang diomongin. Malah kalo mama yang bilangin enak, gak kayak khotbah soalnya kadang mama bikin cerita seru. Mama itu jago banget tahu segalanya."

Cleeeeeessssssssssssss adem rasanya, lalu terbaaaaaaaang.................segera kupeluk tubuh dempal ltem ledisnya itu penuh haru dan bahagia. 
Sekarang dia sudah SMA, masih tetep rajin datang awal shalat Jum'atnya untuk mendapatkan tempat yang dia bilang VVIP dan masih sering cerita isi khotbahnya yang sudah pernah dia denger dari mama. Meski mama bukan lagi yang tahu segalanya. Banyak hal yang dia sudah lebih jago dari mamanya. Dan pasti dia juga sudah tahu kalau banyak orang lain yang jauh lebih jago dari mamanya.

Semoga dia makin bersinar menerangi sekitarnya. Diamemang berlian!




Tidak ada komentar: