Berlian-berlianku biasanya selalu menjadi murid yang disukai gurunya. Ya, mereka cerdas, santun, dan tidak neko-neko. Cenderung menjadi kesayangan.
Namun dari hasil investigasiku ke mereka, ternyata mereka juga tidak jarang berselisih pendapat dengan guru-gurunya. "Trus gimana sayang kalau mas nggak setuju dengan pendapat guru atau mempertanyakan kebijakan mereka yang mas pikir kurang tepat?" tanyaku penasaran. Duuh....agak ketar ketir juga sih, secara anak-anakku biasa kritis dan berdasar pengalaman sih masih banyak guru yang kurang mengerti akan esensi pendidikan. Yah....... masih banyak orang (bukan hanya guru) yang mendasarkan pendidikan hanya pada bidang akademis, hanya dari nilai kuantitatifnya pula. Mereka tidak mengerti bahwa mengolah emosi dan membentuk karakter jauh lebih penting dan mendasar.
'Kalo aku sih ya lihat-lihat dulu Ma, kira-kira gurunya bakalan bisa dikritik atau tidak. Kalau yang enak, ya aku bilang aja pendapatku dengan bahasa yang enak yang kata Mama harus santun. Tapii.....kalau guru yang nyebelin ya aku males. Aku biarin aja mereka salah. Habis, mereka suka curhat sih.'
'Iya bener Ma, guruku juga ada yang gitu. Suka curhat.' berlianku yang lain mengamini pendapat saudaranya.
Hahaha........aku geli bercampur bingung. Kok curhat? Apa maksud mereka ya mengatakan gurunya suka curhat? Dasar ganteng!!
"Sayang, emang gurunya kalau curhat gimana sih? tanyaku penuh rasa ingin tahu.
'Yah masa sih Mama gak tahu? Nih, temanku kan pernah nilainya jelek atau gak merhatiin saat guru menerangkan. Ee......langsung deh gurunya ngomel sana sini gak karuan. Malah kadang cerita masa lalu mereka segala. Itu kan berarti mereka curhat Ma...'
"Curhat atau menasihati sih mas?" tanyaku masih gak nyambung.
'Mama.............sama aja mereka curhat atau menasihati atau marah. Kan aku gak peduli yang mereka katakan. Aku cuekin aja. Mungkin aja dia sedang ada masalah dengan orang lain atau di rumahnya atau apa aja trus malah bicara sana sini banyak banget ke muridnya. Kan itu namanya curhat. Kalau nasihat ya harusnya jelas apa kesalahan muridnya lalu dikasih tahu yang seharusnya supaya muridnya jadi bener. Terus juga harusnya penuh sayang kayak ke anaknya, bukan teriak atau marah. Kalau mereka tuh sering kelihatan marah dan bicaranya gak ada hubungannya. Ya namanya curhat. Lagian Ma, kasihan juga mereka. Mungkin nggak bisa mengeluarkan unek-uneknya makanya pas ada murid yang salah langsung curhat.'
Wkwkwkwkk......... rupanya mereka memilih menganggap nasihat-nasihat atau kemarahan guru mereka sebagai curhat supaya mereka lebih bisa mengerti dan tidak sakit hati.
Namun dari hasil investigasiku ke mereka, ternyata mereka juga tidak jarang berselisih pendapat dengan guru-gurunya. "Trus gimana sayang kalau mas nggak setuju dengan pendapat guru atau mempertanyakan kebijakan mereka yang mas pikir kurang tepat?" tanyaku penasaran. Duuh....agak ketar ketir juga sih, secara anak-anakku biasa kritis dan berdasar pengalaman sih masih banyak guru yang kurang mengerti akan esensi pendidikan. Yah....... masih banyak orang (bukan hanya guru) yang mendasarkan pendidikan hanya pada bidang akademis, hanya dari nilai kuantitatifnya pula. Mereka tidak mengerti bahwa mengolah emosi dan membentuk karakter jauh lebih penting dan mendasar.
'Kalo aku sih ya lihat-lihat dulu Ma, kira-kira gurunya bakalan bisa dikritik atau tidak. Kalau yang enak, ya aku bilang aja pendapatku dengan bahasa yang enak yang kata Mama harus santun. Tapii.....kalau guru yang nyebelin ya aku males. Aku biarin aja mereka salah. Habis, mereka suka curhat sih.'
'Iya bener Ma, guruku juga ada yang gitu. Suka curhat.' berlianku yang lain mengamini pendapat saudaranya.
Hahaha........aku geli bercampur bingung. Kok curhat? Apa maksud mereka ya mengatakan gurunya suka curhat? Dasar ganteng!!
"Sayang, emang gurunya kalau curhat gimana sih? tanyaku penuh rasa ingin tahu.
'Yah masa sih Mama gak tahu? Nih, temanku kan pernah nilainya jelek atau gak merhatiin saat guru menerangkan. Ee......langsung deh gurunya ngomel sana sini gak karuan. Malah kadang cerita masa lalu mereka segala. Itu kan berarti mereka curhat Ma...'
"Curhat atau menasihati sih mas?" tanyaku masih gak nyambung.
'Mama.............sama aja mereka curhat atau menasihati atau marah. Kan aku gak peduli yang mereka katakan. Aku cuekin aja. Mungkin aja dia sedang ada masalah dengan orang lain atau di rumahnya atau apa aja trus malah bicara sana sini banyak banget ke muridnya. Kan itu namanya curhat. Kalau nasihat ya harusnya jelas apa kesalahan muridnya lalu dikasih tahu yang seharusnya supaya muridnya jadi bener. Terus juga harusnya penuh sayang kayak ke anaknya, bukan teriak atau marah. Kalau mereka tuh sering kelihatan marah dan bicaranya gak ada hubungannya. Ya namanya curhat. Lagian Ma, kasihan juga mereka. Mungkin nggak bisa mengeluarkan unek-uneknya makanya pas ada murid yang salah langsung curhat.'
Wkwkwkwkk......... rupanya mereka memilih menganggap nasihat-nasihat atau kemarahan guru mereka sebagai curhat supaya mereka lebih bisa mengerti dan tidak sakit hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar