Entah kenapa tiba-tiba airmataku menetes padahal
Aku tidak sedang sedih karena suatu hal
Aku tidak sedang gundah atau kesal
Aku hanya prihatin dengan keadaan yang jauh dari ideal
Anak-anak harapan bangsa
Yang sedianya bergembira ria menyongsong asa
Yang semestinya mendapat peluk mesra
Dalam asuhan penuh cinta
Nyatanya mereka terlunta di belantara jalan raya
Di jalanan penuh debu dan bahaya
Menadahkan tangan demi hindari aniaya
Dari si jahat malas tamak ingin cepat kaya
Kalau aku saja begini tersakiti
Melihat kenyataan memilukan hati
Apakah kalian wahai para pembesar negri
Takkan tergerak hati dan peduli?
Lalu di tempat lain
Anak-anak bebas bermain
Dan limpahan barang mewah yang katanya mengasah 'brain'
Dengan harapan anaknya pintar layaknya Einstain
Ayah Ibu pintar sukses hebat dengan kekayaan melimpah
Tidak sadarkah jika anak tidak butuh barang mewah
Atau elitnya tempat bersekolah
Melebihi kehadiran dan pelukan indah
Sahabat
Aku sama sekali tidak bermaksud jahat
Hanya ingin mengusahakan anakmu selamat
Dalam kehidupannya dunia akhirat
Meski darimu yang kudapat sebentuk hujat
Cobalah pahami dan ubah sudut pandangmu
Hilangkan curiga penuh ragu
Serta tuntutan dan keinginan semu
Cukuplah ijinkan aku membantu
Anak membutuhkan kehadiran
Anak membutuhkan pelukan
Anak membutuhkan kepedulian
Sejatinya, hanya cinta yang mereka butuhkan
*puisi keprihatinanku akan anak-anak negri penerus generasi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar