Halaman

Selasa, 19 Februari 2008

42. Saling Belajar

Jika bangsa Jepang mau belajar dari bangsa lain,
tak ada alasan bagi negara lain untuk
tidak belajar dari bangsa Jepang.

KEBERHASILAN JEPANG sebagai penguasa dunia senantiasa dicemburui oleh pihak Barat. Peraturan di Jepang yang terlalu berorientasi ekspor menyebabkan mereka bergantung pada Barat sebagai tempat untuk memasarkan produknya. Meskipun Jepang mulai mencari dan membuka pasar baru di Asia, Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Selatan, tetapi pasar terbesarnya tetap di AS dan Eropa.

Daya beli kalangan Barat jauh Iebih tinggi di bandingkan masyarakat lain, tetapi tren itu berubah saat pasaran Cina mulai dibuka kepada masyarakat antar bangsa. Pasar di Asia semakin berkembang seiring dengan peningkatan taraf hidup di kalangan penduduknya. Daya beli di Asia diperkirakan melebihi daya beli di Barat.

Sejak berakhirnya Perang Dingin, Jepang dianggap sebagai musuh nomor satu AS. Permusuhan tersebut disebabkan persaingan untuk menguasai pasar dunia untuk menghadapi Jepang, beberapa penulis menggambarkan Jepang sebagai bangsa yang tamak, mementingkan diri sendiri, angkuh dan suka menipu. Bangsa Jepang juga dianggap sebagai bangsa yang rakus, suka mengambil kesempatan, dan selalu berlaku tidak adil terhadap pihak lain. Apa pun tuduhan kepada mereka, bangsa Jepang tetap bekerja keras mengalahkan Barat. Mereka tidak menanggapi tuduhan yang tidak beralasan itu. Pasalnya, bagi mereka setiap negara dan bangsa pasti memiliki kepentingan untuk dicapai. Pihak Barat sendiri melakukan berbagai batasan untuk menjaga kepentingan ekonominya termasuk melarang pemakaian barang dari negara lain.

Jepang tidak pernah melarang pengguna barang dari negara lain. Namun sifat patriotisme yang kuat menyebabkan bangsa Jepang lebih senang menggunakan barang produksinya sendiri daripada produksi negara lain – tanpa harus diatur. Pihak Barat mempunyai alasan untuk cemburu pada Jepang. Mereka tidak menyangka bangsa Jepang yang berfisik kecil memiliki akal yang panjang dan berjiwa besar.

Selain itu, pihak Barat juga sama sekali tidak menduga bangsa yang pernah mereka kalahkan dapat bangkit kembali bahkan mengungguli bangsa-bangsa lain. Pihak Barat bisa saja membuat berbagai tuduhan dan pernyataan negatif tentang bangsa Jepang tetapi fakta juga yang akan membuktikan kebenarannya.

Bangsa Jepang pantas sukses karena mereka rajin, bekerja keras, memiliki komitmen yang tinggi, di siplin, dan mempunyai pengelolaan kerja yang teratur.

Bangsa Jepang pantas menjadi penguasa besar karena mereka telah bekerja cukup lama untuk mencapai hal itu. Mereka telah belajar dari bangsa-bangsa hebat dan lebih maju. Jika bangsa Jepang mau belajar dari bangsa lain, mengapa negara lain tidak mau belajar dan bangsa Jepang? Banyak hal yang dapat diteladani dan dipelajari dan bangsa Jepang. Kita tidak perlu menunggu perpindahan teknologi dari bangsa Jepang. Untuk mendapatkan teknologi itu, kita harus belajar dan menguasai kemahiran bangsa Jepang, termasuk budaya kerja mereka. Ini demi menggalakkan teknologi tersebut ketimbang menjadi “besi tua”, karena tidak ada yang bisa menggunakannya.


Walaupun sudah menjadi bangsa yang besar, tetapi bangsa Jepang terus memburu ilmu yang terbaru untuk mengaplikasikannya dalam bidang pekerjaan dan sektor ekonomi. Untuk mencapai kemajuan, bangsa Indonesia juga perlu belajar dari bangsa Korea dan Taiwan yang menjadikan ketekunan sebagai modal utama kesuksesan mereka.

Jika selama ini kita hanya mengenal dan menggunakan mobil buatan Jepang, kini juga ada mobil dengan merek Hyundai, Syangyong, dan sebagainya yang mulai memenuhi jalan raya di Indonesia. Perangkat listrik dan barang elektronik buatan Korea semakin mendapat tempat di kalangan konsumen karena modelnya lebih menarik. Korea berhasil karena mencontoh kreativitas bangsa Jepang. Tidak ada salahnya belajar dari bangsa lain, jika dapat membuat kita lebih pandai.

Saat Jepang telah berhasil menjadi penguasa ekonomi dunia, Korea masih terlatih membangun infrastruktur industri dan ekonominya. Tetapi setelah empat dekade, Korea sudah hampir menyamai Jepang dan aspek kemajuan dalam bidang ekonomi. Para pengamat ekonomi mengatakan Korea akan menyamai Jepang dalam waktu dua puluh tahun bila negara itu tetap meningkatkan prestasinya dalam pertumbuhan ekonomi.

Bangsa Korea yang sebelumnya tidak dikenal berhasil menunjukkan kehebatan mereka yang setara dengan Barat. Barang yang dihasilkan tidak hanya disambut baik masyarakat internasional, tetapi juga diakui memiliki model modern dan memenuhi cita rasa konsumen.

Dasar dan model kesuksesan bangsa Korea adalah bangsa Jepang. Korea sukses karena menerapkan budaya dan disiplin kerja bangsa Jepang, serta menyesuaikannya dengan lingkungan mereka. Jika mau sukses seperti Korea dan Jepang, kita tidak boleh berhenti belajar dan berpuas hati. Kita perlu menghidupkan budaya bekerja keras dan mengurangi pemborosan tenaga. Tidak ada gunanya belajar dari Korea dan Jepang jika kita tidak menerapkannya. Tidak hanya sekadar paham teori saja, karena praktiklah yang nanti akan membuktikan semuanya.

Bangsa Indonesia bisa sesukses kedua negara itu jika dapat memanfaatkan semua ajaran dan pengamalannya. Hal yang lebih penting adalah proses tersebut berlaku dua arah. Oleb karena itu, setiap pihak perlu saling belajar karena setiap negara memiliki kelebihan masing-masing. Orang Indonesia punya banyak kelebihannya, meski sedikit yang menyadarinya.

[ Fakta Menarik ]
Gambaran penulis Barat tentang bangsa Jepang :
• Mementingkan diri sendiri
• Suka mengambil kesempatan
• Tidak adil terhadap orang lain
______

Sifat patriotisme yang kuat menyebabkan
bangsa Jepang lebih senang menggunakan barang
produksinya sendiri daripada produksi Negara lain.
_______

Korea berhasil karena mereka mencontoh
kreativitas bangsa jepang.
_______

Korea sukses karena mencontoh kreativitas Jepang
_______

[ besambung ]

Tidak ada komentar: